:strip_exif():quality(75)/medias/57/b83d5799befec352f8b16c23ae2c5ead.jpeg)
Sebagian orangtua atau pengasuh sering kali bercanda tentang meninggalkan anak, misalnya saat akan pergi atau ketika anak makan terlalu lama. Tindakan ini biasanya dilakukan hanya untuk bersenang-senang, merespons reaksi anak, atau untuk membuat anak mengikuti perintah.
Namun, secara psikologis, perilaku ini dapat berdampak negatif bagi anak. Dokter Spesialis Anak, Kurniawan Satria Denta, menjelaskan bahwa menakut-nakuti anak dengan ancaman ditinggalkan dapat mengurangi kepercayaan mereka terhadap orangtua. "Menakut-nakuti anak dengan ancaman ditinggalkan dapat menimbulkan rasa tidak aman dan takut kehilangan, yang berdampak pada kepercayaan mereka terhadap orangtua," ujarnya.
Orangtua seharusnya menjadi sosok yang dapat dipercaya, di mana anak merasa bebas berekspresi tanpa rasa takut. Kebiasaan menjahili anak dengan ancaman ditinggalkan dapat mengganggu perkembangan ikatan emosional yang sehat antara anak dan orangtua. Dalam situasi ini, anak sering merasa takut ditinggalkan dan berusaha bersikap sesuai harapan orang lain agar tidak ditinggalkan. "Menakut-nakuti anak juga dapat membuat mereka merasa cemas dan tidak aman dalam hubungan interpersonal di masa depan," jelas Denta.
Psikolog Anak dan Keluarga, Samanta Elsener, menambahkan bahwa ancaman ditinggalkan dapat menimbulkan rasa tidak percaya diri pada anak. Anak yang merasa diabaikan mungkin akan membawa sikap ini hingga dewasa. "Anak akan merasa orangtua mengabaikan atau menolak mereka, sehingga kehilangan rasa percaya dan merasa tidak aman saat membangun hubungan di masa depan," ungkap Samanta.
Hal ini dapat berdampak buruk pada hubungan anak di kemudian hari, membuatnya rentan terjebak dalam hubungan yang toksik. Anak mungkin akan memilih diam ketika disakiti atau diperlakukan tidak adil karena takut ditinggalkan. "Anak yang diajarkan dengan cara menakut-nakuti akan tumbuh menjadi pribadi yang penakut, sehingga saat dewasa mereka menjadi ragu-ragu dalam mengambil keputusan," tutup Samanta.