Dampak Negatif Ancaman Ditinggalkan pada Anak

Minggu, 22 September 2024 08:18

Perilaku bercanda tentang meninggalkan anak dapat merusak kepercayaan dan perkembangan emosional mereka, berpotensi memicu rasa tidak aman dan masalah dalam hubungan di masa depan.

© copyright Alex Green - Pexels

Sebagian orangtua atau pengasuh sering kali bercanda tentang meninggalkan anak, misalnya saat akan pergi atau ketika anak makan terlalu lama. Tindakan ini biasanya dilakukan hanya untuk bersenang-senang, merespons reaksi anak, atau untuk membuat anak mengikuti perintah.

Namun, secara psikologis, perilaku ini dapat berdampak negatif bagi anak. Dokter Spesialis Anak, Kurniawan Satria Denta, menjelaskan bahwa menakut-nakuti anak dengan ancaman ditinggalkan dapat mengurangi kepercayaan mereka terhadap orangtua. "Menakut-nakuti anak dengan ancaman ditinggalkan dapat menimbulkan rasa tidak aman dan takut kehilangan, yang berdampak pada kepercayaan mereka terhadap orangtua," ujarnya.

Orangtua seharusnya menjadi sosok yang dapat dipercaya, di mana anak merasa bebas berekspresi tanpa rasa takut. Kebiasaan menjahili anak dengan ancaman ditinggalkan dapat mengganggu perkembangan ikatan emosional yang sehat antara anak dan orangtua. Dalam situasi ini, anak sering merasa takut ditinggalkan dan berusaha bersikap sesuai harapan orang lain agar tidak ditinggalkan. "Menakut-nakuti anak juga dapat membuat mereka merasa cemas dan tidak aman dalam hubungan interpersonal di masa depan," jelas Denta.

Psikolog Anak dan Keluarga, Samanta Elsener, menambahkan bahwa ancaman ditinggalkan dapat menimbulkan rasa tidak percaya diri pada anak. Anak yang merasa diabaikan mungkin akan membawa sikap ini hingga dewasa. "Anak akan merasa orangtua mengabaikan atau menolak mereka, sehingga kehilangan rasa percaya dan merasa tidak aman saat membangun hubungan di masa depan," ungkap Samanta.

Hal ini dapat berdampak buruk pada hubungan anak di kemudian hari, membuatnya rentan terjebak dalam hubungan yang toksik. Anak mungkin akan memilih diam ketika disakiti atau diperlakukan tidak adil karena takut ditinggalkan. "Anak yang diajarkan dengan cara menakut-nakuti akan tumbuh menjadi pribadi yang penakut, sehingga saat dewasa mereka menjadi ragu-ragu dalam mengambil keputusan," tutup Samanta.

Artikel terkait

Pentingnya Interaksi Positif antara Orangtua dan Anak
Mengatasi Kekhawatiran Orangtua: Pentingnya Kebebasan bagi Balita
Bahaya Menakut-nakuti Anak: Membangun Hubungan yang Sehat
Memahami Tantrum pada Anak Usia 1-3 Tahun
Resep Yusha: Sup Hangat Khas India untuk Kesehatan
Resep Ayam Tikka Masala: Hidangan Khas India yang Lezat
Tips Rapi Kumis dan Janggut untuk Calon Mempelai Laki-laki
Mengapa Banyak Orang Kembali kepada Mantan Pasangan?
Permintaan Layanan Kamar Paling Aneh dari Tamu Hotel
Keuntungan Menggunakan Jasa Wedding Planner untuk Pernikahan Impian
Dukungan Nutrisi untuk Kecerdasan Anak di Masa Remaja
Cara Memuji Anak agar Percaya Diri dan Rendah Hati