:strip_exif():quality(75)/medias/6/2a933f77f1367cdaeafb17451a4946b1.jpeg)
Masih banyak orang tua yang sering menakut-nakuti anak agar mereka mau menurut. Bahkan, ada orang tua yang jahil hingga membuat anaknya menangis, misalnya dengan bercanda pura-pura meninggalkan anak sendirian. Saat anak panik dan menangis, orang tua justru tertawa, menganggapnya sebagai hal yang lucu.
Sebagian orang mungkin melihat sikap jahil ini sebagai hal yang wajar. Ada yang beranggapan bahwa tindakan tersebut dapat memperkuat hubungan antara ibu dan anak, serta membuat anak lebih ekspresif. Namun, apakah benar demikian?
Dokter Spesialis Anak, Kurniawan Satria Denta, menjelaskan bahwa menakut-nakuti anak hingga menangis bukanlah cara yang efektif untuk memperkuat ikatan antara ibu dan anak. "Sebaliknya, tindakan ini justru dapat merusak kepercayaan dan rasa aman yang diperlukan untuk membangun hubungan yang kuat," ujarnya.
Menakut-nakuti anak tidak membantu dalam membangun bonding yang positif. Sebaliknya, hal ini dapat menimbulkan rasa cemas dan tidak aman pada anak. "Bonding yang positif terbentuk melalui interaksi yang penuh kasih, empati, dan dukungan, bukan melalui taktik menakut-nakuti," tambah Denta.
Psikolog Anak dan Keluarga, Samanta Elsener, juga menegaskan bahwa menakut-nakuti anak tidak memperkuat ikatan dengan orang tua. "Menakuti anak tidak akan membuat mereka merasa dicintai dengan tulus, terutama oleh ibu, yang seharusnya menjadi tempat paling aman bagi anak," ujarnya.
Alih-alih memperkuat bonding, tindakan ini justru dapat mengikis kepercayaan anak terhadap orang tua dan membuat mereka merasa insecure. Hal ini bisa memicu trauma dan berdampak negatif pada perkembangan psikoemosional anak. "Anak yang diajarkan dengan cara ditakuti akan tumbuh menjadi anak yang penakut, dan saat dewasa, mereka akan ragu dalam mengambil keputusan," jelas Samanta.
Oleh karena itu, meskipun orang tua tidak berniat buruk, sebaiknya hindari menjahili anak hingga menangis, karena dapat berdampak buruk bagi mereka. Sebagai alternatif, orang tua dapat melakukan berbagai kegiatan positif untuk memperkuat bonding dengan anak, seperti bermain, membacakan buku, bersepeda bersama, memeluk, dan memuji anak.
Dengan melakukan kegiatan positif ini, orang tua dapat membantu mengisi "tangki" emosi anak dan membangun hubungan yang lebih sehat dan kuat.