:strip_exif():quality(75)/medias/421/6775d28e783c39fc9f5e0cd91d7ac285.jpeg)
Media Sosial: Mengapa Kita Sering Merasa Kurang?
Perkembangan teknologi telah membuat media sosial mudah diakses oleh semua orang. Hal ini memberikan banyak manfaat, salah satunya memudahkan kita dalam mendapatkan informasi. Namun, di balik manfaatnya, media sosial juga memiliki dampak negatif yang perlu kita waspadai. Salah satu dampak negatifnya adalah membuat kita sering merasa kurang.
Devie Rahmawati, seorang pengamat sosial, menjelaskan bahwa "Orang di era internet ini memiliki potensi lemah mental yang sangat tinggi." Ia menambahkan bahwa "Sebenarnya, apa yang ditampilkan di dunia maya sebagian besar adalah kepalsuan."
Banyak orang berlomba-lomba untuk menampilkan sisi terbaik kehidupan mereka di media sosial. Mereka bahkan berusaha menampilkan hal-hal yang belum tentu mereka lakukan. Tujuannya? Untuk menarik perhatian dan menciptakan citra yang sempurna.
Sayangnya, perilaku ini bisa memicu perasaan kurang pada diri sendiri. Ketika kita melihat orang lain di media sosial yang seolah-olah memiliki kehidupan yang sempurna, kita bisa merasa tidak cukup baik. Kita mungkin iri melihat mereka yang selalu makan enak, jalan-jalan, dan memiliki kehidupan yang tampak sempurna.
Devie menjelaskan bahwa manusia adalah makhluk sosial yang cenderung ingin serupa dengan kelompoknya. "Manusia itu makhluk sosial, ia tidak ingin berbeda dengan kawanannya." Ketika kita melihat kehidupan orang lain yang sangat berbeda dari diri kita, kita merasa ada yang kurang.
Penting untuk diingat bahwa tidak semua hal yang di media sosial adalah benar. Kehidupan yang tampak sempurna di media sosial bisa jadi hanya rekayasa. Jika kita merasa kurang, janganlah berkecil hati. Mulailah berpikir positif dan gunakan perasaan kurang itu sebagai motivasi untuk menjadi pribadi yang lebih baik.