Jepang: Membongkar Tekanan Kerja yang Mematikan

Jumat, 4 April 2025 07:45

Budaya kerja di Jepang yang intens dengan jam kerja panjang dan tekanan tinggi dari atasan mengakibatkan fenomena "karoshi," atau kematian akibat kelebihan beban kerja. Meskipun ada upaya untuk mengurangi jam kerja, banyak karyawan masih berjuang untuk keluar dari siklus tekanan dan kewajiban di tempat kerja.

illustration karoshi © copyright RDNE Stock project - Pexels

Budaya kerja di Jepang terkenal dengan intensitasnya. Jam kerja yang panjang dan tekanan tinggi dari atasan menjadi norma, berdampak signifikan pada kesehatan karyawan, baik fisik maupun mental. Kondisi ini berujung pada fenomena "karoshi," atau kematian akibat kelebihan beban kerja, yang menjadi bukti nyata bahaya budaya kerja tersebut.

Tekanan Kerja Menggila: Karoshi dan Lonjakan Klaim Mental

Data dari Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan menunjukkan angka kematian akibat masalah otak dan jantung terkait pekerjaan di Jepang mencapai 54 pada tahun 2022. Meskipun angka ini menurun dari 160 kematian dua dekade lalu, klaim terkait tekanan mental di tempat kerja meningkat tajam, dari 341 menjadi 2.683 dalam periode yang sama. Fakta ini menunjukkan bahwa beban kerja tetap menjadi masalah serius yang berdampak besar pada kesehatan mental karyawan.

Contoh tragis "karoshi" terjadi pada seorang reporter politik berusia 31 tahun dari NHK yang meninggal dunia pada tahun 2017 akibat gagal jantung setelah bekerja lembur hingga 159 jam dalam sebulan. Kejadian serupa menimpa seorang dokter berusia 26 tahun di Kobe yang meninggal karena bunuh diri setelah lembur lebih dari 200 jam dalam sebulan. Keduanya menjadi bukti nyata betapa mematikannya budaya kerja intens di Jepang.

Jam Kerja Standar yang Berat

Jam kerja standar di Jepang biasanya dimulai dari pukul 9 pagi hingga 9 malam, dengan banyak karyawan baru meninggalkan kantor sekitar pukul 11 malam. Tekanan pekerjaan yang tinggi membuat karyawan, seperti Watanabe, mengalami masalah kesehatan, seperti getaran di kaki dan gangguan pencernaan. Meskipun ingin resign, proses pengunduran diri dianggap tidak sopan di Jepang, di mana banyak pekerja bertahan di satu perusahaan selama puluhan tahun.

Dalam kasus ekstrem, ada atasan yang merobek surat pengunduran diri dan memaksa karyawan untuk tetap bekerja. Kondisi ini membuat para karyawan terjebak dalam siklus tekanan dan kewajiban di tempat kerja. Untuk mengatasi masalah ini, muncul perusahaan konsultan yang membantu karyawan resign. Shiori Kawamata, manajer operasi Momuri, menyatakan bahwa tahun lalu mereka menerima hingga 11.000 pertanyaan dari klien.

Momuri: Solusi Menghadapi Budaya Kerja Intensif

Momuri, yang berarti "Saya tidak tahan lagi" dalam bahasa Jepang, didirikan pada tahun 2022 dan berlokasi di Minato, salah satu distrik bisnis tersibuk di Tokyo. Dengan biaya $220, perusahaan ini menawarkan bantuan untuk mengajukan pengunduran diri, bernegosiasi dengan perusahaan, dan memberikan rekomendasi pengacara jika terjadi sengketa hukum. Momuri menjadi bukti nyata bahwa budaya kerja intens di Jepang telah menjadi sorotan, dengan tekanan tinggi yang berdampak pada kesehatan mental dan fisik karyawan.

Meskipun ada upaya untuk mengurangi jam kerja dan meningkatkan kesejahteraan karyawan, masih banyak yang berjuang untuk keluar dari siklus tekanan dan kewajiban di tempat kerja. Perjuangan para pekerja Jepang ini menjadi pengingat bagi semua pihak untuk lebih memperhatikan kesehatan mental dan fisik karyawan, serta menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat dan berkelanjutan.

Artikel terkait

Gunung Fuji Terlambat Berselimut Salju, Apakah Ini Tanda Perubahan Iklim?
Generasi Z: Atasi Stres dengan Mindfulness dan Bina Kesehatan Mental
Dampak ADHD pada Pasangan: Mengungkap Risiko Depresi dan Strategi Mengatasinya
7 Teknik Jitu Redakan Stres dan Tetap Produktif
Waspada Tanda Awal Skizofrenia pada Anak dan Remaja
Atasi Suasana Hati Buruk dengan 7 Makanan Penambah Mood
Resiko Gangguan Mental Remaja Jakarta: Bayang-Bayang Masalah Ekonomi Keluarga
Mengenal Disabilitas Mental: Cara Meningkatkan Kualitas Hidup Orang dengan Kondisi Ini
Omakase: Petualangan Rasa di Tangan Koki Ahli
Timnas Indonesia Siap Tantang Jepang dan Arab Saudi di Kualifikasi Piala Dunia 2026
Menjaga Kesehatan Mental Saat Merawat Pasangan Sakit
Tingkatkan Produktivitas dan Kesejahteraan: Tips Jaga Kesehatan Mental di Era Digital