:strip_exif():quality(75)/medias/428/8d052e5cbe0ec82a3505f08746407878.jpeg)
Hasil studi menunjukkan bahwa berwisata dapat membuat individu tampak lebih muda, karena liburan berkontribusi positif bagi kesehatan mental dan fisik. Penelitian ini dilakukan oleh akademisi dari Universitas Edith Cowan di Perth, Fangli Hu.
"Penuaan adalah proses yang tidak bisa dihindari, tetapi kita bisa memperlambatnya," ungkap Fangli dalam hasil penelitiannya.
Studi tersebut menjelaskan bahwa paparan terhadap budaya, bahasa, dan lingkungan baru, serta aktivitas santai, dapat merangsang respons stres positif dan meningkatkan metabolisme tubuh. Hal ini berkontribusi pada penguatan sistem imun adaptif. Fangli menambahkan bahwa secara sederhana, sistem pertahanan tubuh menjadi lebih kuat dengan berlibur.
"Hormon yang mendukung perbaikan dan regenerasi jaringan dapat dilepaskan, yang pada gilirannya meningkatkan fungsi penyembuhan tubuh," jelasnya.
Berolahraga juga memiliki banyak manfaat, seperti meningkatkan peredaran darah, mendukung pengangkutan nutrisi, dan membantu proses detoksifikasi. Aktivitas fisik ini penting untuk kesehatan tulang, otot, dan sendi, serta memperkuat sistem tubuh secara keseluruhan.
Di Australia, masyarakat semakin menyadari pentingnya waktu istirahat dari pekerjaan untuk kesehatan mental. Perusahaan yang menawarkan hari libur panjang dan hanya empat hari kerja dalam seminggu semakin diminati.
Manfaat liburan sebagai cara untuk memperlambat penuaan pertama kali terungkap dalam penelitian yang mengaitkan teori entropi dengan penuaan dan pariwisata. "Pariwisata merupakan bagian dari gaya hidup sehat yang dapat meningkatkan kesehatan fisik dan mental, serta mendukung penuaan yang sehat," kata Fangli.
"Dengan bepergian, kita dapat merasakan lingkungan baru, terutama pemandangan yang menenangkan seperti pantai dan hutan. Ini dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan kesejahteraan mental," tambahnya.
Karena menjauh dari rutinitas, individu cenderung lebih aktif dan berpetualang. Bepergian juga meningkatkan aktivitas fisik seperti berjalan, mendaki, dan bersepeda, yang baik untuk kesehatan jantung dan metabolisme.
"Interaksi dengan wisatawan lain, penduduk lokal, atau bahkan hewan dapat meningkatkan suasana hati, mengurangi rasa kesepian, dan meningkatkan fungsi kognitif. Bepergian juga dapat mendorong pola makan sehat dengan mencoba makanan segar," ujar Fangli.
Namun, tidak semua pengalaman wisata bersifat positif. Fangli menegaskan bahwa hanya pengalaman pariwisata yang menyenangkan yang memberikan manfaat bagi kesehatan. "Pengalaman negatif justru dapat berdampak buruk bagi kesehatan," tambahnya.
Ia juga menekankan bahwa manfaat wisata sangat bergantung pada preferensi individu. Tidak ada standar khusus tentang jenis wisata yang harus dilakukan; yang terpenting adalah menikmati perjalanan tersebut.