Kisah Ramen: Dari Tiongkok Hingga Menjadi Ikon Kuliner Jepang

Sabtu, 7 Juni 2025 15:34

Sejarah ramen, dari Tiongkok hingga menjadi ikon kuliner Jepang, dan bagaimana ia melewati berbagai peristiwa penting.

illustration Ramen © copyright Cats Coming - Pexels

Ramen, hidangan mie kuah khas Jepang yang kini populer di Indonesia, menyimpan sejarah panjang dan menarik. Lebih dari sekadar mie kuah, ramen adalah representasi perpaduan budaya dan evolusi kuliner.

Perjalanan Ramen: Tiongkok Hingga Jepang

Sejarah ramen berakar di Tiongkok, jauh sebelum menjadi ikon kuliner Jepang. Proses masuknya ramen ke Jepang diawali pada sekitar tahun 1859, seiring dibukanya pelabuhan Jepang dan masuknya budaya Tiongkok dan Barat. Momentum ini juga ditandai dengan dicabutnya larangan makan daging yang telah berlangsung selama 1200 tahun.

Munculnya restoran-restoran Tiongkok di Jepang turut membawa hidangan mie khas Tiongkok. Salah satu hidangan, Nankinsoba, yang disajikan di restoran-restoran di pelabuhan Hakodate, dianggap sebagai cikal bakal ramen. Meskipun dokumentasi berupa foto sulit ditemukan, keberadaannya telah meninggalkan jejak dalam sejarah kuliner Jepang.

Kedatangan sekitar 12.000 mahasiswa Tiongkok ke Jepang untuk belajar sistem Barat juga memberikan kontribusi signifikan. Banyak di antara mereka yang membuka restoran Tiongkok murah, yang dengan cepat meraih popularitas di daerah Kanda, Ushigome, dan Hongo. Peristiwa penting lainnya yang memengaruhi perkembangan ramen adalah Gempa Kanto 1923. Gempa tersebut memaksa beberapa koki Tiongkok untuk pindah ke Tokyo dan mendirikan kedai ramen di sana.

Penyebaran kedai ramen pun meluas ke luar Tokyo, melahirkan berbagai variasi ramen lokal Jepang. Rairaiken, kedai ramen pertama yang tercatat dalam sejarah, didirikan oleh Kanichi Ozaki pada tahun 1910 di Sushiyayokocho, Asakusa. Kedai ini bahkan mampu melayani 2.500-3.000 pelanggan setiap hari dengan 13 koki dari Nankinmachi dan Yokohama.

Ramen dan Masa Perang Dunia II

Perang Dunia II (1945) juga memberikan pengaruh terhadap popularitas ramen. Di tengah masa sulit pasca-perang dan kekuasaan Amerika, Jepang mengalami gagal panen beras. Amerika Serikat membatasi penggunaan tepung untuk makan siang sekolah dan bantuan darurat. Kondisi ini justru mendorong produksi ramen secara sembunyi-sembunyi, meskipun ada larangan membuka kedai makanan.

Lima tahun setelah perang berakhir, larangan tersebut dicabut. Bersamaan dengan itu, kembalinya warga Jepang dari Tiongkok membawa beragam variasi ramen baru. Perkembangan ini menjadi tonggak penting dalam evolusi ramen, melahirkan berbagai variasi modern tanpa meninggalkan cita rasa aslinya.

Hingga saat ini, ramen tetap menjadi hidangan favorit banyak orang dan representasi kuat dari cita rasa Jepang. Evolusi dari hidangan mie sederhana dari Tiongkok menjadi ikon kuliner Jepang, menunjukkan perjalanan panjang dan adaptasi budaya yang menarik. "Rasanya? Sangat lezat dan menggugah selera!"

Dari sejarahnya yang kaya, kita dapat melihat bagaimana ramen tidak hanya sekadar hidangan, tetapi juga cerminan perjalanan budaya dan adaptasi kuliner yang dinamis.

Artikel terkait

Portugal Meraih Banyak Penghargaan di World Culinary Awards 2024
Rahasia Menikmati Kuliner Asli Saat Liburan: 5 Tips Jitu
Aplikasi Kencan Online: Solusi Baru untuk Mencari Pasangan di Jepang
Madha dan Nahwa: Desa-desa Terpisah di Perbatasan Oman-UEA
Pulau Kucing Aoshima di Persimpangan Jalan: Antara Keindahan dan Ancaman Kepunahan
Banda Neira: Surga Tersembunyi di Kepulauan Banda
Terkuak! Alasan di Balik Warna Hitam Ban Mobil: Bukan Sekedar Estetika
Pengalaman Unik di Titanic Museum Tennessee
Omakase: Ketika Hidangan Mewah Menyerahkan Rasa Kepada Koki
5 Situs Warisan Terbaik di India Selatan: Jejak Sejarah yang Memikat
7 Pasar Malam Terbaik di Phuket: Petualangan Kuliner, Belanja, dan Hiburan Menakjubkan
Portugal Berjaya di World Culinary Awards 2024: Lisbon dan Porto Raih Penghargaan Bergengsi