:strip_exif():quality(75)/medias/195/c8309ce58506563cf41951dc8ac91c3f.jpeg)
Jakarta - Psikolog klinis anak dan keluarga, Anna Surti Ariani, S.Psi, M.Si, menyatakan bahwa menjaga tubuh tetap aktif dan terpapar sinar matahari dapat menjadi langkah awal dalam mencegah ide bunuh diri sebelum mendapatkan bantuan profesional.
"Beraktivitas, seperti berjalan pagi di bawah sinar matahari, bermain di luar, atau melakukan pekerjaan rumah, dapat memperlancar peredaran darah," ujar Anna, yang akrab disapa Nina, saat dihubungi di Jakarta.
Nina, yang juga Ketua Ikatan Psikolog Klinis Indonesia (IPK), menjelaskan bahwa dengan bergerak, tubuh menjadi lebih sehat dan risiko keinginan bunuh diri dapat berkurang. Paparan sinar matahari juga membantu tubuh mendapatkan vitamin D, yang berkontribusi pada kenyamanan fisik.
Selain beraktivitas, Nina menekankan pentingnya mengonsumsi makanan sehat. Makanan bergizi dapat memberikan energi positif dan mengurangi niatan bunuh diri. "Mengonsumsi junk food justru menambah beban tubuh. Sebaliknya, makanan sehat, terutama yang alami, memberikan 'bensin positif' untuk kesehatan kita," jelasnya.
Nina juga menyarankan agar seseorang yang menghadapi masalah berbagi cerita dengan orang lain. Terkadang, berbicara tentang tekanan yang dialami dapat membantu seseorang menemukan cara untuk menghadapinya dan mendapatkan perspektif baru.
Dengan berbagi, beban perasaan tertekan dapat berkurang, meskipun lawan bicara mungkin tidak memiliki solusi langsung. "Berbicara juga membantu kita memahami apa yang sebaiknya tidak dipikirkan, serta melihat sisi baik dan buruk dari suatu masalah," tambahnya.
Ia menekankan pentingnya berpikir positif tentang diri sendiri. "Seringkali, kita terlalu fokus pada kekurangan. Cobalah untuk menemukan satu hal yang bisa disyukuri tentang diri sendiri, ini bisa sangat membantu," kata Nina.
Nina menegaskan bahwa pikiran untuk bunuh diri harus dianggap serius dan perlu ditindaklanjuti. Jika langkah-langkah yang telah dilakukan tidak membuahkan hasil, jangan ragu untuk mencari bantuan dari psikolog klinis, psikiater, atau konselor.