:strip_exif():quality(75)/medias/541/cdd667c711554f5b6c2340fa076af1dd.jpeg)
CEO SpaceX dan Tesla, Elon Musk, sering kali memposting konten kontroversial di akun media sosialnya, X (Twitter). Baru-baru ini, sebuah unggahan di akun @elonmusk yang melibatkan Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Wakil Presiden Kamala Harris memicu kemarahan Gedung Putih.
Meskipun Elon Musk telah menghapus twit yang membuat Gedung Putih marah tersebut, seorang pengguna X dengan nama pengguna @PhenomenalPoto berhasil mengambil tangkapan layar sebelum penghapusan. Dalam tangkapan layar itu, Musk menjawab pertanyaan dari pengguna lain, @cb_doge, yang menanyakan, "Mengapa mereka ingin membunuh Donald Trump?"
Donald Trump menjadi target penembakan pada 15 September 2024, saat ia bermain golf di West Palm Beach, Florida. Ini bukanlah kali pertama Trump menjadi target; ia juga mengalami upaya pembunuhan saat kampanye di AS sekitar Juli lalu.
Musk menjawab, "Dan tak ada satupun orang yang mencoba untuk membunuh Joe Biden/Kamala Harris," dengan menambahkan emotikon berpikir.
Menanggapi unggahan tersebut, Gedung Putih mengeluarkan pernyataan resmi yang menyebutkan bahwa konten Musk adalah postingan yang tidak bertanggung jawab. "Kekerasan seharusnya dikecam, bukan dipromosikan atau dijadikan bahan tertawaan. Retorika seperti ini sangat tidak bertanggung jawab," ungkap Gedung Putih.
Lebih lanjut, mereka menegaskan, "Tidak boleh ada tempat untuk kekerasan politik atau kekerasan apa pun di negara kita."
Dinas Rahasia AS (US Secret Service), yang bertanggung jawab melindungi pejabat pemerintah termasuk Presiden, juga menyatakan bahwa mereka telah mengetahui tentang unggahan Elon Musk tersebut. Namun, mereka tidak mengungkapkan apakah telah menghubungi Musk atau langkah apa yang akan diambil terkait postingan itu. "Kami akan menelusuri segala ancaman yang melibatkan pihak-pihak yang kami lindungi, termasuk Presiden AS," kata Dinas Rahasia.
Selain reaksi dari pemerintah, warganet di X juga memberikan beragam komentar. Banyak dari mereka khawatir bahwa unggahan ini dapat memicu tindakan kriminal atau kekerasan terhadap Joe Biden dan Kamala Harris.