:strip_exif():quality(75)/medias/26/bd1345ffb4ec933b2976f228f3e303b2.jpeg)
Di beberapa tempat kerja, senioritas masih menjadi masalah yang umum. Hal ini dapat membuat karyawan dengan usia dan jenjang karier lebih rendah merasa tidak nyaman, sehingga mengganggu fokus dan kebahagiaan mereka dalam bekerja. Senioritas seharusnya tidak ada di dunia kerja, karena setiap karyawan adalah orang dewasa yang memiliki hak yang sama.
Jika kamu atau seseorang yang kamu kenal menjadi korban senioritas, ada cara untuk menghadapinya. "Tunjukkan prestasi agar senior-senior itu 'melihat' kita," kata Erwin Parengkuan, Founder & CEO Talkinc, dalam acara HR Gathering bertema “Happiness at Work: How Joy Brings Business to Success” di Grand Indonesia West Mall, Jakarta.
Meskipun ada senior yang bersikap mengintimidasi, Erwin mendorong agar kamu tetap berani. Fokuslah untuk meningkatkan nilai dan kualitas diri, dan gunakan momen senioritas sebagai kesempatan untuk bersinar. "Ketika kita bersinar, mereka akan memperhatikan kita, terutama di perusahaan besar di mana banyak karyawan berlomba-lomba menunjukkan kemampuan," jelasnya.
Membiarkan diri terpuruk hanya akan membuatmu terlihat lemah dan tidak berkembang. Sebaliknya, jika kamu terus maju dengan semangat dan memberikan dampak positif di kantor, "semua mata akan tertuju padamu, dan orang-orang di level senior akan mulai melirikmu. Ketika saatnya tiba, mereka akan mengajakmu bergabung di level senior," tambah Erwin.
"Saya juga pernah tidak dianggap, seperti 'siapa nih anak baru?'. Namun, seiring waktu, saya menunjukkan bahwa saya lebih dari sekadar penilaian awal mereka," lanjutnya. Seiring berjalannya waktu, rekan kerja yang sebelumnya bersikap senioritas akan mulai menghargai.
Setelah mencapai level tertentu, tetaplah rendah hati. "Sekali saja kita bersikap sombong, orang-orang akan menjauh, dan kita akan berhenti berkembang," imbau Erwin.