Menikah Muda: Ketahui Risiko Depresi dan Persiapan Mental yang Dibutuhkan

Sabtu, 14 Desember 2024 18:21

Menikah muda memang penuh romantisme, tapi penting untuk menyadari potensi risiko depresi yang bisa dihadapi sang ibu. Simak penjelasan psikolog dan tips mempersiapkan diri sebelum menikah muda.

illustration menikah muda © copyright Helena Lopes - Pexels

Mempunyai keluarga bahagia merupakan impian yang diidamkan oleh banyak orang, termasuk perempuan. Menikah muda, dengan harapan dapat segera memiliki anak-anak yang lucu, mungkin menjadi pilihan yang menarik. Namun, sebelum memutuskan untuk melangkah ke jenjang pernikahan di usia muda, sangat penting untuk menyadari bahwa menikah muda tanpa persiapan matang dapat berujung pada risiko depresi bagi sang ibu.

Tantangan Mental di Balik Menikah Muda

Psikolog Vania Susanto menjelaskan bahwa menikah muda, terutama jika langsung memiliki anak, dapat menghadirkan stres dan beban mental yang berat. Mengapa hal ini terjadi? Pasangan muda harus beradaptasi dengan kehidupan pernikahan dan peran baru sebagai orang tua.

"Ketika belum siap punya anak, tiba-tiba harus berhadapan dengan peran sebagai istri, ibu, dan pengelola rumah tangga," ungkap Vania. "Penyesuaian ini bisa memicu stres, bahkan depresi."

Menjadi orang tua baru memang bukan perkara mudah. Bayi membutuhkan perhatian 24 jam nonstop, yang dapat membuat orang tua kelelahan fisik dan mental. Seringkali, beban mengasuh bayi ini tidak terbagi rata antara suami dan istri. Parahnya, suami mungkin belum memahami perannya sebagai suami dan ayah baru.

"Suami belum tahu bagaimana mendukung istrinya dengan baik," lanjut Vania. "Akibatnya, banyak kasus Baby Blues dan Post Partum Depression muncul."

Dukungan Suami: Kunci Utama Mengatasi Depresi

Setelah melahirkan, seorang ibu membutuhkan dukungan penuh dari suaminya, mengingat dia masih dalam proses pemulihan dari kehamilan dan persalinan. Hormon yang tidak stabil juga membuatnya mudah emosional.

Sayangnya, suami yang masih muda dan belum siap menjadi ayah mungkin merasa bingung dan kesulitan menjalankan perannya. Hal ini membuat ibu merasa tidak mendapat dukungan dari suaminya, sehingga meningkatkan risiko depresi.

"Ibu merasa harus berjuang sendiri menjalankan peran barunya tanpa dukungan suaminya," tambah Vania.

Membangun Fondasi yang Kokoh untuk Kebahagiaan Bersama

Menikah muda bukanlah masalah, tetapi penting untuk mempersiapkan diri dengan matang, baik secara mental maupun finansial. Pastikan kamu dan pasanganmu sudah siap menghadapi tantangan dan tanggung jawab sebagai suami istri dan orang tua. Ingat, menikah muda bukanlah tentang mencapai mimpi dengan cepat, tetapi tentang membangun fondasi yang kokoh untuk kebahagiaan bersama.

Artikel terkait

Hipnoparenting: Bukan Solusi Serbaguna untuk Semua Anak
Membangun Hubungan Harmonis dengan Remaja: Tips Jitu untuk Orang Tua
Konflik Keluarga di Era Digital: Waspadai Dampak Negatif Mengumbar Masalah di Media Sosial
Bahaya Menakut-nakuti Anak dengan Ancaman Ditinggalkan
Depresi Menular: Apa Sebenarnya yang Ditularkan?
Tes Kesehatan Mental Online: Kenali Kondisi Mentalmu dengan 5 Situs Web Gratis
Mitos Orang Tua Adalah Cerminan Anak: Benarkah Perilaku Orang Tua Berpengaruh Besar?
Tampil Maksimal di Hari Pernikahan: Tips Menawan untuk Calon Pengantin Pria
Sindrom Hilangnya Kekuasaan: Ketika Lansia Merasa Tak Berdaya
Kecanduan Alkohol: Penyakit Kronis yang Memengaruhi Otak dan Perilaku
Lavender Marriage: Pernikahan untuk Perlindungan dan Dukungan
Hypnoparenting: Cara Membimbing Anak dengan Sugesti Positif