:strip_exif():quality(75)/medias/1605/d32d9a3789b66a2e86d760ba6e833eda.jpeg)
Proses penuaan yang dialami lansia, atau individu di atas 60 tahun, tak hanya berdampak pada fisik, tetapi juga mental. Salah satu kondisi psikologis yang sering muncul pada lansia adalah Sindrom Hilangnya Kekuasaan (Post Power Syndrome). Kondisi ini membuat lansia merasakan kekhawatiran, kecemasan, dan ketakutan yang berkepanjangan, sehingga mengacaukan keseimbangan emosional dan berujung pada berbagai keluhan fisik.
Mengapa Lansia Mengalami Sindrom Hilangnya Kekuasaan?
Sindrom Hilangnya Kekuasaan terjadi karena seseorang merasakan hilangnya kekuatan dan kendali dalam hidup mereka. Beberapa faktor yang berkontribusi terhadap kondisi ini:
- Kehilangan Pekerjaan: Setelah pensiun, lansia mungkin merasa kehilangan tujuan dan makna dalam hidup. Rutinitas, interaksi sosial, dan rasa pencapaian yang didapat dari pekerjaan seakan lenyap. Hal ini dapat membuat mereka merasa tidak berguna dan kehilangan jati diri.
- Kekhawatiran tentang Masa Depan: Lansia mungkin dihantui oleh kekhawatiran tentang kesehatan mereka, biaya hidup, dan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan mereka di masa mendatang. Rasa tidak pasti ini dapat memicu kecemasan dan perasaan tidak aman.
- Hilangnya Otonomi: Lansia yang tinggal bersama anak-anak mereka mungkin merasa kehilangan otonomi dan kemampuan untuk menentukan sendiri apa yang ingin mereka lakukan. Kehilangan kontrol atas kehidupan pribadi dapat menimbulkan perasaan terkekang dan tertekan.
Dampak Sindrom Hilangnya Kekuasaan
Jika dibiarkan, Sindrom Hilangnya Kekuasaan dapat berdampak buruk pada kesehatan mental dan kesejahteraan lansia. Beberapa dampaknya meliputi:
- Penurunan Harga Diri: Lansia mungkin merasa tidak berguna, tidak berdaya, dan terabaikan. Hal ini dapat membuat mereka menarik diri dari lingkungan sosial dan kehilangan minat terhadap kehidupan.
- Depresi: Rasa kehilangan dan ketidakberdayaan dapat memicu depresi. Gejala seperti kesedihan, kehilangan minat, dan gangguan pola tidur dapat muncul dan mengganggu kehidupan sehari-hari.
- Gangguan Kesehatan Mental: Sindrom Hilangnya Kekuasaan dapat menjadi faktor pemicu gangguan kesehatan mental lainnya, seperti kecemasan, gangguan kecemasan umum, atau bahkan gangguan panik.
Cara Mendukung Lansia Mengatasi Sindrom Hilangnya Kekuasaan
Keluarga dan orang terdekat memiliki peran penting dalam membantu lansia mengatasi Sindrom Hilangnya Kekuasaan. Berikut beberapa tips yang dapat dilakukan:
- Hormati Otonomi Lansia: Berikan kesempatan kepada lansia untuk membuat keputusan sendiri dan menentukan pilihan mereka. Libatkan mereka dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kesejahteraan mereka, seperti dalam memilih kegiatan sehari-hari atau mengatur keuangan mereka. Hal ini dapat membantu mereka merasa dihargai dan berdaya.
- Dengarkan Keluhan dan Perasaan Mereka: Berikan perhatian dan ruang bagi lansia untuk berbagi perasaan, kekhawatiran, dan pengalaman mereka. Bersikaplah empati dan jangan meremehkan perasaan mereka. Menciptakan suasana nyaman dan aman dapat mendorong mereka untuk terbuka dan merasa didukung.
- Dorong Mereka untuk Aktif: Bantu lansia untuk tetap aktif, baik secara fisik maupun mental. Dorong mereka untuk mengikuti kegiatan yang mereka minati, seperti bergabung dengan komunitas, mengikuti kelas senam, atau mengembangkan hobi baru. Keaktifan dapat membantu mereka merasa bermakna dan terhubung dengan lingkungan sekitar.
- Berikan Rasa Aman dan Stabilitas: Berikan rasa aman dan stabilitas bagi lansia. Pastikan kebutuhan dasar mereka terpenuhi dan mereka merasa nyaman di lingkungan sekitar. Hal ini dapat membantu mereka merasa tenang dan mengurangi kekhawatiran tentang masa depan.