:strip_exif():quality(75)/medias/42/cb3147643c088d4667a49003e41f1887.jpeg)
Kondisi dan Dampak Hidup dengan Satu Paru-paru
Ada beberapa kondisi medis yang memerlukan pengangkatan paru-paru, seperti kanker dan penyakit infeksi. Prosedur medis ini dikenal sebagai pneumonektomi. Setelah operasi, pasien akan hidup dengan satu paru-paru.Salah satu contoh adalah Paus Fransiskus, yang menjalani operasi pengangkatan paru-paru saat remaja akibat masalah kesehatan. Menurut Schaffner, mantan presiden National Foundation for Infectious Diseases, pada masa itu belum ada terapi antibiotik yang efektif, sehingga Paus mungkin mengalami infeksi paru-paru yang parah.
Paus juga mengalami komplikasi batuk rejan, yang dapat menyebabkan infeksi kronis pada saluran bronkial.
Lantas, bagaimana rasanya hidup dengan satu paru-paru? Paru-paru adalah organ utama yang membawa oksigen ke dalam tubuh dan membuang gas sisa saat bernapas. Meskipun memiliki dua paru-paru adalah ideal, seseorang masih bisa hidup dan berfungsi dengan baik meskipun hanya memiliki satu paru-paru. Kehidupan sehari-hari bisa tetap berjalan normal, meskipun ada beberapa batasan.
Orang dengan satu paru-paru mungkin mengalami penurunan kemampuan fisik, seperti saat berolahraga. Namun, banyak atlet yang kehilangan satu paru-paru tetap dapat berlatih dan melanjutkan aktivitas olahraga mereka.
Tubuh dapat beradaptasi dengan kehilangan satu paru-paru. Paru-paru yang tersisa akan sedikit mengembang untuk mengisi ruang yang kosong, dan seiring waktu, tubuh belajar untuk mengompensasi kekurangan oksigen. Meskipun demikian, kapasitas paru-paru tidak akan sama dengan mereka yang memiliki dua paru-paru, sehingga individu dengan satu paru-paru perlu menyesuaikan diri dan mungkin harus memperlambat aktivitas mereka.