:strip_exif():quality(75)/medias/332/c62cb564a3da2ddef1c0b8cbcc2a80da.jpeg)
Kehadiran hewan peliharaan seharusnya membawa kebahagiaan, namun bisa juga menjadi sumber alergi. Gejala alergi yang umum muncul, seperti bersin, mata berair, hidung meler, serta ruam dan gatal, sering kali terjadi ketika kita dekat dengan anjing, kucing, atau hewan berbulu lainnya.
Dr. Lim Keng Hua, dokter THT dan spesialis bedah kepala dan leher dari Singapura, menyatakan bahwa alergi terhadap tungau debu masih menjadi penyebab utama keluhan pasien. Namun, alergi terhadap hewan peliharaan semakin sering ditemukan. Banyak pasien yang menjalani tes alergi ternyata menunjukkan reaksi terhadap hewan.
Pasien yang alergi umumnya juga mengalami masalah seperti rinitis alergi (hidung sensitif) dan rhinosinusitis (peradangan pada sinus). Dr. Gwenda Lowe, dokter bedah hewan, menjelaskan bahwa penyebab alergi bukanlah bulu hewan, melainkan air liur dan sekresi kelenjar sebasea yang dikeluarkan dalam bentuk serpihan kulit. Serpihan kulit ini sering kali menempel pada benda-benda berbulu halus.
Banyak orang yang tidak menyadari bahwa mereka sebenarnya alergi terhadap tungau debu, kutu, atau caplak yang menempel pada bulu hewan, bukan hewan itu sendiri. Kucing adalah hewan peliharaan yang paling sering menjadi pemicu alergi. Menurut Dr. Ker Liang, hal ini terkait dengan respons sistem imun terhadap protein tertentu yang terdapat pada serpihan kulit, liur, dan sekresi lainnya.
Alergen dari kucing cenderung lebih kuat dan dapat memicu reaksi alergi yang lebih parah dibandingkan dengan anjing. Serpihan kulit mati kucing mengandung protein alergenik yang disebut Fel d 1, yang dapat bertahan lama di udara. Selain itu, bulu kucing lebih kecil dan lengket, sehingga lebih mudah menempel pada kulit dan pakaian. Kucing juga lebih sering melakukan grooming, meningkatkan kemungkinan paparan liur mereka.
Untuk mengatasi alergi, jika kamu mengalami gejala ringan, beberapa perubahan gaya hidup dapat membantu. Berikut adalah beberapa saran:
1. Gunakan filter HEPA pada penyaring udara untuk mengurangi alergen di dalam rumah.
2. Bersihkan ruangan secara rutin dan batasi akses hewan peliharaan ke area tertentu.
3. Cuci tangan dengan sabun setelah berinteraksi dengan hewan peliharaan.
4. Sering-seringlah menyedot debu untuk mengurangi kadar alergen.
5. Jaga kesehatan kulit hewan peliharaan untuk mengurangi produksi serpihan kulit mati.
Dengan langkah-langkah ini, kamu dapat mengurangi gejala alergi dan menikmati kebersamaan dengan hewan peliharaanmu.