Memahami Aritmia: Detak Jantung Tidak Teratur dan Cara Penanganannya

Senin, 16 September 2024 20:14

Aritmia adalah kondisi detak jantung tidak teratur yang dapat berakibat serius. Pelajari jenis-jenis aritmia, penyebab, gejala, serta langkah pencegahan dan pengobatan yang tepat.

© copyright Fiona Murray - Pexels

Aritmia adalah kondisi di mana detak jantung tidak teratur, baik terlalu cepat maupun terlalu lambat. Hal ini terjadi akibat gangguan pada sinyal listrik yang mengatur detak jantung. Terdapat dua jenis aritmia:

1. Takikardia

Detak jantung melebihi 100 kali per menit, dapat menyebabkan gejala seperti sesak napas, palpitasi, dan nyeri dada.

2. Bradikardia

Detak jantung di bawah 60 kali per menit, dapat menyebabkan pusing, kelelahan, atau bahkan pingsan.

Menurut Prof. Dr. dr. Yoga Yuniadi, Sp.JP(K), ada berbagai faktor yang dapat memicu aritmia. Penyakit jantung koroner adalah salah satu penyebab utama, di mana penyempitan atau kerusakan pembuluh darah jantung mengganggu aliran darah dan aktivitas listrik jantung. Kondisi medis lain seperti hipertensi, diabetes, dan gangguan elektrolit juga dapat meningkatkan risiko aritmia.

Jika tidak ditangani dengan baik, aritmia dapat menimbulkan komplikasi serius, termasuk stroke. Fibrilasi atrium, jenis aritmia yang paling umum, dapat menyebabkan pembekuan darah di atrium yang berisiko mengarah pada stroke jika terlepas. Selain itu, aritmia dapat menyebabkan gagal jantung, di mana jantung tidak dapat memompa darah secara efisien, mengakibatkan kelelahan, sesak napas, dan pembengkakan pada kaki.

Komplikasi serius lainnya adalah kematian mendadak, terutama jika ventrikel jantung berdetak sangat cepat.

Pencegahan dan Deteksi

Jika Anda mengalami detak jantung yang terlalu cepat, terlalu lambat, atau tidak teratur, segera konsultasikan dengan dokter spesialis jantung. Diagnosis aritmia memerlukan pemantauan yang cermat, yang dapat dilakukan melalui pemeriksaan elektrokardiogram (EKG) untuk merekam aktivitas listrik jantung. Alat event monitor juga dapat digunakan untuk merekam gejala jantung selama beberapa minggu.

Peta risiko yang mempertimbangkan faktor-faktor seperti riwayat keluarga dan kondisi medis juga bermanfaat dalam menilai kemungkinan gangguan ritme.

Meskipun tidak semua aritmia dapat dicegah, langkah-langkah untuk mengurangi risiko sangat penting, seperti menjaga gaya hidup sehat dan mengelola faktor risiko kardiovaskular. Pemeriksaan kesehatan secara rutin dan pengobatan untuk hipertensi, diabetes, dan kolesterol tinggi juga diperlukan.

Pengobatan aritmia dapat dilakukan dengan obat-obatan atau pemasangan pacemaker untuk mengatur detak jantung. Metode lain yang lebih canggih adalah cryoablation, yang menggunakan suhu sangat rendah untuk membekukan jaringan jantung yang menyebabkan gangguan ritme. Pemilihan metode pengobatan yang paling tepat harus disesuaikan dengan kondisi medis pasien oleh dokter.

Pastikan untuk selalu mengikuti berita terbaru dan pilihan kami langsung di ponsel Anda.

Artikel terkait

Dampak Budaya Kerja Intens di Jepang: Kesehatan Karyawan Terancam
Aktivitas Aman untuk Ibu Hamil di Trimester Ketiga
Benarkah Kentang Membantu Turunkan Berat Badan? Simak Fakta dan Tipsnya!
Kunci Chat WhatsApp Anda dengan Fitur Chat Lock: Jaga Privasi Obrolan Anda!
Tips Mengemudi di Jalan Berkelok yang Aman dan Nyaman untuk Penumpang
Rahasia Layering Parfum: Ciptakan Aroma Unik yang Mencerminkan Dirimu
Mulai Hari dengan Segar: 5 Manfaat Menakjubkan Minum Teh Serai di Pagi Hari
Atasi Rasa Ngantuk yang Mengganggu: 10 Tips Jitu Kembalikan Energi
7 Aplikasi AI untuk Kuasai Matematika dengan Mudah
Teknologi AI dalam Pembelajaran: Peluang dan Tantangan di Masa Depan
Kardiomiopati: Penyakit Otot Jantung yang Sering Tak Terdeteksi dan Berbahaya
Rahasia Wajah: Bisakah Kekayaan Dilihat dari Ekspresi?