Putri Mikasa, Bibik Buyut Kaisar Jepang, Berpulang di Usia 101 Tahun

Jumat, 22 November 2024 12:38

Putri Mikasa, anggota keluarga kekaisaran Jepang tertua, meninggal dunia pada usia 101 tahun. Kepergian beliau meninggalkan duka mendalam dan menyoroti isu suksesi tahta serta harapan hidup tinggi di Jepang.

illustration Putri Mikasa Illustration kerajaan jepang

Jepang berduka. Putri Mikasa, anggota keluarga kekaisaran tertua dan bibik buyut Kaisar Naruhito, meninggal dunia pada usia 101 tahun di sebuah rumah sakit di Tokyo, Jumat (15/11/2024). Pengumuman resmi disampaikan oleh Badan Rumah Tangga Kekaisaran.

Riwayat Kesehatan dan Kehidupan Putri Mikasa

Kabar duka ini disampaikan setelah Putri Mikasa menjalani perawatan intensif di rumah sakit sejak Maret 2024. Beliau dirawat akibat stroke dan pneumonia. Meskipun sempat dinyatakan pulih, kondisi kesehatannya kembali memburuk beberapa waktu sebelum wafatnya, seperti dilaporkan awal November lalu. Sepanjang hidupnya, Putri Mikasa telah melewati berbagai peristiwa bersejarah. Lahir sebagai Yuriko Takagi dari keluarga bangsawan pada 4 Juni 1923, ia menikahi Pangeran Mikasa, adik Kaisar Hirohito, di usia 18 tahun. Pernikahan tersebut membuahkan lima anak: tiga putra dan dua putri. Masa-masa awal pernikahan mereka diwarnai oleh Perang Dunia II. Bahkan, rumah mereka sempat terbakar dalam serangan udara, memaksa keluarga muda itu berlindung di tempat penampungan bersama bayi mereka, seperti diceritakan Asahi Shimbun. "Rumah keluarga mereka bahkan sempat terbakar dalam serangan udara, memaksa mereka tinggal di tempat penampungan bersama bayi mereka," demikian laporan Asahi Shimbun.

Kehidupan Putri Mikasa tak lepas dari dinamika keluarga kekaisaran dan sejarah Jepang. Beliau menjadi saksi bisu berbagai peristiwa penting sepanjang abad ke-20 dan awal abad ke-21. Kehidupan Putri Mikasa juga menyoroti potret kehidupan keluarga bangsawan Jepang selama masa perang dan pascaperang. Peristiwa-peristiwa tersebut membentuk kehidupan Putri Mikasa dan menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarahnya.

Setelah kepergian suami tercintanya, Pangeran Mikasa, pada tahun 2016 di usia 100 tahun, Putri Mikasa hidup sendirian. Beliau meninggalkan tiga cucu perempuan yang menyandang gelar putri, salah satunya adalah Akiko, penulis buku laris tahun 2015 yang menceritakan pengalaman studinya di Oxford dan sebuah insiden di bandara terkait paspor diplomatiknya. Kehidupan panjang Putri Mikasa menjadi refleksi dari ketangguhan dan ketahanan seorang wanita dalam menghadapi berbagai tantangan.

Pewaris Tahta dan Harapan Hidup di Jepang

Meninggalnya Putri Mikasa menyisakan satu-satunya pewaris takhta muda, yaitu Pangeran Hisahito, keponakan Kaisar Naruhito yang berusia 18 tahun. Putri Aiko, putri Kaisar Naruhito, tidak dapat naik takhta berdasarkan Hukum Rumah Tangga Kekaisaran yang berlaku sejak 1947. Hal ini menyoroti dinamika suksesi takhta di Jepang yang masih mengacu pada aturan yang telah lama berlaku.

Kabar duka ini juga mengundang refleksi terhadap angka harapan hidup warga Jepang yang relatif tinggi. Beberapa faktor berkontribusi pada hal tersebut, salah satunya adalah pola makan sehat. Mayoritas penduduk Jepang mengonsumsi banyak sayur dan makanan laut, serta cenderung membatasi asupan gula dan aktif berolahraga. Pola makan anti-inflamasi ini diyakini membantu menjaga kesehatan jangka panjang.

"Banyak warga Jepang mengonsumsi banyak sayur dan makanan laut. Mereka juga cenderung mengonsumsi gula lebih sedikit dibandingkan negara lain dan aktif membakar kalori," ungkap salah satu pakar kesehatan. Diet seimbang dan gaya hidup aktif ini berperan signifikan dalam menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah, menjaga fungsi organ tetap optimal, dan meningkatkan kualitas hidup.

Dengan demikian, kepergian Putri Mikasa bukan hanya duka bagi keluarga kekaisaran, tetapi juga menjadi momen refleksi bagi Jepang tentang sejarah, suksesi kepemimpinan, dan faktor-faktor yang berkontribusi pada angka harapan hidup penduduknya yang tinggi.

Informasi tentang penyebab kematian Putri Mikasa telah disampaikan secara resmi oleh Badan Rumah Tangga Kekaisaran. Namun detail lebih lanjut belum diungkapkan ke publik.

Upacara pemakaman Putri Mikasa akan dilaksanakan sesuai dengan tradisi dan protokol keluarga kekaisaran Jepang. Rincian lebih lanjut terkait upacara pemakaman akan diinformasikan kemudian.

Artikel terkait

Mengapa Wanita Hidup Lebih Lama daripada Pria?
Terkuak!  Benarkah Melahirkan Tanpa Kehamilan? Kisah Ummi Habibah dan Mitos Medis
Kecoak dalam Hidangan, Penumpang Air India Alami Pengalaman Mengerikan
Balap Liar Resahkan Warga di Pulau Punjung, Polisi Diminta Turun Tangan
Waspada! 6 Kesalahan Fatal yang Sering Menimbulkan Kecelakaan di Jalan
Kunjungan Presiden Prabowo ke China: Mempererat Kemitraan dan Mencari Peluang Investasi
Nama Anak Ditolak, Keluarga Ini Batal Liburan ke Republik Dominika Karena 'Star Wars'
Buaya Raksasa Muncul di Surabaya, Warga Diimbau Waspada
NASA Bantah Klaim Matahari Terbit dari Barat, Hoaks Viral di Media Sosial
Mengenal Peluang Kerja di Pabrik Jepang: Gaji, Jam Kerja, dan Syaratnya
Mantan CEO Google Akui Perusahaan Lakukan Praktik Monopoli di Jaringan Iklan
Peningkatan Kualitas Udara di Jakarta: Solusi Jangka Pendek dan Panjang