:strip_exif():quality(75)/medias/1900/663d24f72f7e9bb2a4da0fb587145f27.jpeg)
Mortier, sebuah perusahaan furnitur dan aksesoris fesyen di Cibitung, Kabupaten Bekasi, membuktikan bahwa sampah dapat menjadi harta karun. Alih-alih dibuang, limbah kulit singkong, ampas kopi, dan plastik diolah menjadi produk unik dan bernilai. Irene, salah satu pendiri Mortier, menjelaskan, "Kami ingin menunjukkan bahwa sampah seperti kulit singkong dan ampas kopi dapat disulap menjadi sesuatu yang bermanfaat."
Sampah Jadi Inspirasi Produk Kreatif
Perjalanan Mortier dalam mendaur ulang limbah dimulai sejak tahun 2017. Fokus mereka adalah pengumpulan sampah dari bank sampah dan edukasi daur ulang melalui workshop. Tujuannya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya memilah sampah sejak dini. "Mulailah dari pemilahan sampah di awal, bukan menunggu sampai di TPA," ujar Irene.
Melalui kerja sama dengan bank sampah, Mortier mendapat akses mudah terhadap material untuk didaur ulang dan dapat memberikan edukasi kepada masyarakat.
Beragam Produk dari Sampah
Dari limbah tersebut, Mortier telah menciptakan beragam produk, di antaranya:
- Furnitur: Bangku, meja untuk kafe.
- Aksesoris: Gantungan kunci, anting, gelang.
- Plakat dan Manik-manik Baju: Dari kulit singkong dan ampas kopi.
- Tas: Kulit singkong dan limbah plastik bekas packaging pabrik.
Mortier percaya bahwa sampah yang dapat didaur ulang harus dimanfaatkan, bukan berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Mereka terus berinovasi dan menginspirasi masyarakat untuk menjadikan daur ulang sebagai gaya hidup. Dengan komitmen tinggi, Mortier membuktikan bahwa sampah bukanlah masalah, melainkan peluang untuk menciptakan sesuatu yang bernilai.