:strip_exif():quality(75)/medias/421/6775d28e783c39fc9f5e0cd91d7ac285.jpeg)
Sebuah penelitian terbaru yang dilakukan oleh Incogni, perusahaan penghapusan data pribadi, mengungkapkan fakta mengejutkan tentang keamanan data di platform media sosial. Penelitian yang menganalisis 14 kriteria, mulai dari jenis data yang dikumpulkan hingga kemudahan akses ke fitur penghapusan akun, menunjukkan bahwa platform yang kurang populer justru memiliki peringkat keamanan data yang lebih tinggi.
Facebook dan LinkedIn Terkena Sorot
Hasil penelitian ini mengejutkan banyak pengguna, karena platform media sosial populer seperti Facebook dan LinkedIn menempati peringkat terbawah dalam hal keamanan data. Incogni menilai bahwa praktik penyimpanan data di Facebook dan LinkedIn patut dipertanyakan. Facebook, yang memiliki perlindungan privasi paling lemah, diketahui menyimpan data pengguna hingga enam bulan setelah akun dihapus, meskipun pengguna mungkin berpikir data mereka langsung terhapus. Praktik ini membuat data pengguna rentan terhadap pelanggaran atau pencurian data.
Bukan hanya Facebook, platform populer lain seperti YouTube, Instagram, Facebook Messenger, dan Discord juga menyimpan data pengguna hingga enam bulan setelah akun dihapus. "Pengguna mungkin terkejut mengetahui bahwa beberapa platform media sosial menyimpan data mereka selama enam bulan setelah mereka menghapus akun," ujar Darius Belejevas, pakar privasi data sekaligus kepala Incogni. "Hal ini menimbulkan pertanyaan besar tentang apa yang terjadi pada data tersebut, apakah data itu dijual ke pihak ketiga dan orang-orang bisa tanpa sadar terperangkap dalam pelanggaran data, usai mengira telah memutuskan hubungan dengan suatu platform."
Telegram dan Mastodon Menjadi Pilihan yang Lebih Aman
Di sisi lain, penelitian ini juga mengungkap platform yang lebih aman untuk melindungi data pengguna. Platform seperti Telegram hanya menyimpan data pengguna selama satu hari setelah akun dihapus. Platform lain, seperti WhatsApp, Twitch, dan Reddit menyimpan data hingga 90 hari, Snapchat 60 hari, TikTok dan X Twitter 30 hari, LinkedIn dan Pinterest kurang dari sebulan.
Incogni juga menemukan bahwa beberapa platform memiliki mekanisme penghapusan data yang rumit, terutama jika pengguna ingin menghapus data sepenuhnya. Facebook, YouTube, Instagram, dan Facebook Messenger membutuhkan enam langkah untuk menghapus akun, sedangkan TikTok, Telegram, dan Discord hanya membutuhkan dua langkah.
Dalam hal pelanggaran data, sejak tahun 2012, LinkedIn telah mengalami empat pelanggaran data, disusul X, Twitter, dan Facebook masing-masing sebanyak dua kali. LinkedIn juga mendapat penilaian buruk dalam hal transparansi, yang mengukur seberapa banyak data pengguna dapat diakses oleh pemerintah dan kemudahan akses pengguna terhadap fitur dan informasi tertentu.
Pilihan Alternatif Media Sosial
Incogni menyimpulkan bahwa media sosial populer kurang privat dalam hal data pengguna. Sebagai alternatif, mereka menyarankan platform seperti Mastodon, Nostr, dan Matrix, yang menawarkan pengalaman sosial yang lebih baik, bebas iklan, dan lebih melindungi privasi pengguna. Meskipun popularitas platform ini belum sebesar media sosial dalam daftar di atas, mereka bisa menjadi pilihan menarik bagi pengguna yang peduli dengan privasi data mereka.
Peringkat Risiko Keamanan Data Platform Media Sosial
Berikut adalah peringkat 15 media sosial populer berdasarkan risiko keamanan data:
- Facebook: 18.98 poin
- Facebook Messenger: 16.51 poin
- LinkedIn: 16.13 poin
- Instagram: 15.84 poin
- X Twitter: 15.20 poin
- TikTok: 14.25 poin
- YouTube: 13.64 poin
- WhatsApp: 13.01 poin
- Twitch: 11.05 poin
- Telegram: 10.93 poin
- Quora: 10.60 poin
- Discord: 10.50 poin
- Pinterest: 10.49 poin
- Snapchat: 9.99 poin
- Reddit: 8.9 poin
Peringkat ini menunjukkan bahwa platform yang kurang populer, seperti Telegram dan Mastodon, memiliki peringkat keamanan data yang lebih tinggi daripada media sosial populer seperti Facebook dan LinkedIn. Bagi pengguna yang peduli dengan privasi data, memilih platform yang lebih aman adalah langkah penting untuk melindungi informasi pribadi mereka.