:strip_exif():quality(75)/medias/838/d6b541f033f5027d247a66e06bbe67de.jpeg)
Tibet dikenal sebagai wilayah yang dihindari oleh banyak maskapai penerbangan. Hal ini disebabkan oleh ketinggiannya yang ekstrem, dengan rata-rata lebih dari 4.500 meter di atas permukaan laut (mdpl), serta keberadaan Pegunungan Himalaya yang mencakup Gunung Everest.
Meskipun terdapat bandara internasional di Lhasa dan Xining, penerbangan komersial yang melintas di atas Tibet sangat terbatas. Rute penerbangan cenderung menghindari wilayah ini, meskipun melintasinya dapat lebih efisien. Menurut data dari flightradar24, banyak pesawat memilih jalur utara dan selatan, sementara langit di atas Tibet terlihat sepi.
Ada beberapa alasan mengapa pesawat menghindari terbang di atas "Atap Dunia":
1. Ketinggian dan Pendaratan Darurat
Medan Tibet yang tinggi, dengan ketinggian rata-rata di atas 14.000 kaki (sekitar 4,26 km), menyulitkan pesawat untuk melakukan pendaratan darurat jika terjadi masalah, seperti dekompresi kabin. Meskipun pesawat terbang pada ketinggian 30.000 hingga 42.000 kaki, mereka harus turun ke ketinggian 10.000 kaki untuk mendapatkan oksigen yang cukup. Karena keterbatasan bandara pengalihan, maskapai memilih untuk tidak melintasi wilayah ini demi keselamatan.
2. Turbulensi
Turbulensi lebih umum terjadi di daerah pegunungan seperti Tibet, akibat arus udara yang tidak stabil. Terbang di atas pegunungan meningkatkan risiko turbulensi, terutama saat cuaca buruk, yang dapat mengganggu kenyamanan penumpang dan memperumit penanganan dalam situasi darurat.
3. Risiko Pembekuan Bahan Bakar
Suhu yang sangat rendah di atas wilayah pegunungan dapat menyebabkan pembekuan bahan bakar jet. Meskipun bahan bakar jet memiliki titik beku yang rendah, penerbangan jarak jauh di atas daerah dingin dapat menyebabkan kristal es terbentuk dalam bahan bakar, yang pernah menyebabkan insiden pada penerbangan British Airways 38 yang terpaksa melakukan pendaratan darurat.
4. Keterbatasan Infrastruktur
Selain faktor cuaca dan ketinggian, infrastruktur yang terbatas di Tibet juga menjadi pertimbangan. Dengan sedikitnya bandara dan fasilitas darurat, maskapai lebih memilih untuk menghindari daerah ini.
5. Populasi yang Rendah
Wilayah Tibet memiliki populasi yang rendah, sehingga permintaan untuk penerbangan komersial di atasnya juga minim. Hal ini membuat maskapai enggan untuk mengambil risiko terbang di atas area tersebut.
Dengan berbagai tantangan ini, tidak mengherankan jika banyak maskapai penerbangan memilih untuk menghindari wilayah Tibet.