:strip_exif():quality(75)/medias/78/ad0a1ebde2c62652e9cf369e7fa80c52.jpeg)
Pasangan selebritas Jennifer Lopez, atau J-Lo, dan Ben Affleck baru-baru ini menjadi sorotan publik akibat kabar perceraian mereka. Keduanya telah berpisah sejak 26 April 2024, mengakhiri pernikahan yang berlangsung selama dua tahun, yang dilangsungkan di Las Vegas pada 17 Juli 2022. Perjalanan cinta mereka memang cukup panjang, karena J-Lo dan Ben pernah bertunangan pada tahun 2003. Namun, keduanya memutuskan untuk berpisah dan menikahi orang lain. Tujuh belas tahun kemudian, pada tahun 2022, mereka kembali bersama dan memutuskan untuk menikah.
Alasan Mengapa Kembali dengan Mantan Seringkali Bukan Pilihan Tepat
Kabar perpisahan J-Lo dan Ben Affleck ini kembali memicu perdebatan mengenai kembali menjalin hubungan dengan mantan. Banyak orang berpendapat bahwa kembali dengan mantan bukanlah pilihan yang tepat. Hal ini didukung oleh sejumlah alasan yang mendasari, berikut beberapa di antaranya:
1. Terjebak dalam Zona Nyaman
Salah satu alasan utama mengapa orang kembali dengan mantan adalah karena mereka merasa nyaman dan akrab dengan pasangan lama. Mantan pasangan biasanya lebih mengenal kita dibandingkan orang baru, sehingga kita cenderung merasa lebih aman dan nyaman di dekat mereka. Namun, terjebak dalam zona nyaman ini dapat menghambat perkembangan diri dan membuat kita tetap terjebak dalam hubungan yang tidak sehat. "People often go back to their exes because it feels comfortable and familiar," ujar Psychology Today.
2. Hilangnya Kepercayaan
Putusnya suatu hubungan sering kali disebabkan oleh hilangnya kepercayaan. Hal ini bisa terjadi akibat perselingkuhan, kebohongan, atau tindakan yang menyakiti pasangan. Ketika kembali bersama mantan, kepercayaan yang hilang tersebut sulit untuk dipulihkan, dan rasa curiga akan selalu ada di antara keduanya. Hilangnya kepercayaan dapat mengganggu keharmonisan hubungan dan menimbulkan kekhawatiran. "Trust is essential in any relationship, and once it's broken, it can be incredibly difficult to rebuild," tulis Verywell Mind.
3. Ketergantungan Emosional
Ketakutan akan kehilangan dan penyesalan sering kali menjadi alasan untuk kembali ke mantan. Hal ini dapat menciptakan ketergantungan yang tidak sehat, di mana kita cenderung memaklumi perilaku buruk pasangan demi menjaga hubungan. Akibatnya, kita bisa terjebak dalam situasi di mana kita terus berkorban agar pasangan tidak pergi. Ketergantungan emosional dapat merusak keseimbangan dalam hubungan dan membuat kita merasa tidak berdaya.
4. Beban Emosional dari Hubungan Lama
Kembali berhubungan dengan mantan mengingatkan kita pada kenangan, baik yang menyenangkan maupun yang menyakitkan. Kenangan buruk, seperti pertengkaran dan konflik, bisa kembali muncul dan menjadi beban emosional, yang dapat mengganggu hubungan yang sedang dijalin. Elite Daily menyatakan, "Returning to an ex often brings up old baggage, including memories of past fights and arguments."
5. Beberapa Hal Tidak Berubah
Salah satu alasan untuk tidak kembali dengan mantan adalah sifat seseorang yang cenderung sulit berubah dalam waktu singkat. Ketika kembali bersama, mantan mungkin masih memiliki sifat buruk atau kebiasaan yang tidak cocok dengan kita. Hal ini bisa memicu masalah lama yang sama yang menyebabkan hubungan tersebut berakhir sebelumnya. "People often don't change that much, and the same issues that led to the break-up may resurface," tulis Psychology Today.
Dengan memahami alasan-alasan ini, kita dapat lebih bijak dalam mengambil keputusan mengenai hubungan masa lalu. Kembali dengan mantan memang bisa terasa nyaman, namun perlu dipertimbangkan apakah hal itu benar-benar baik untuk perkembangan diri dan hubungan yang ingin kita jalin di masa depan.