Generasi Z dan Milenial: Terancam Kemiskinan Akibat Kebiasaan Belanja Impulsif?

Kamis, 31 Oktober 2024 17:04

Generasi Z dan Milenial dihadapkan pada risiko kemiskinan akibat kebiasaan belanja impulsif dan menunda menabung. Fenomena ini dikenal sebagai "doom spending", yang dipicu oleh perasaan pesimis terhadap ekonomi dan masa depan. Artikel ini membahas penyebab "doom spending", dampaknya, dan langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengatasinya.

illustration doom spending © copyright Anna Shvets - Pexels

Generasi Z dan Milenial, dua kelompok generasi yang diprediksi akan menghadapi risiko kemiskinan yang lebih tinggi dibandingkan generasi sebelumnya. Kebiasaan belanja impulsif dan menunda menabung menjadi akar permasalahan yang memicu fenomena ini, yang dijuluki sebagai "doom spending".

Apa Itu "Doom Spending"?

"Doom spending" merujuk pada perilaku berbelanja yang dipicu oleh perasaan pesimis tentang ekonomi dan masa depan. Generasi Z dan Milenial cenderung lebih banyak menghabiskan uang untuk barang mewah dan liburan daripada menabung. Alasannya, mereka merasa bahwa dunia sedang menuju kehancuran dan masa depan tidak menentu, sehingga mereka ingin menikmati hidup saat ini juga.

Media Sosial: Pemicu Utama "Doom Spending"

Ylva Baeckstrom, Dosen Senior Keuangan di King's Business School, menjelaskan bahwa "doom spending" merupakan perilaku yang tidak sehat dan media sosial menjadi salah satu faktor utamanya. Paparan berita negatif di media sosial membuat mereka merasa seolah-olah kiamat akan terjadi. "Berita buruk di media sosial membuat mereka merasa seolah-olah kiamat akan terjadi," kata Baeckstrom. "Perasaan negatif ini kemudian diterjemahkan menjadi kebiasaan belanja yang buruk."

Generasi Pertama yang Lebih Miskin dari Orang Tuanya

Survei Keamanan Finansial Internasional Your Money CNBC menunjukkan bahwa hanya 36,5% orang dewasa di dunia yang merasa lebih baik secara finansial dibandingkan orang tua mereka. Sebaliknya, 42,8% lainnya merasa lebih buruk. Data ini diperoleh dari 4.342 orang dewasa di seluruh dunia. Baeckstrom menegaskan, "Generasi yang tumbuh sekarang adalah generasi pertama yang akan lebih miskin daripada orang tua mereka. Mereka merasakan bahwa mereka mungkin tidak akan pernah bisa mencapai apa yang orang tua mereka capai."

"Doom Spending": Ilusi Kontrol dalam Dunia yang Tak Terkendali

Belanja untuk hal-hal tidak penting menciptakan ilusi kontrol dalam dunia yang terasa tidak terkendali. Padahal, sebenarnya, perilaku ini justru membuat mereka kehilangan kendali di masa depan. "Simpan dan investasikan uang Anda, Anda mungkin benar-benar bisa membeli rumah," ujar Baeckstrom.

Melarikan Diri dari Ketidakpuasan

Daivik Goel, seorang pendiri startup asal Silicon Valley, mengungkapkan bahwa kebiasaan borosnya berawal dari rasa tidak puas dengan pekerjaan dan tekanan dari teman sebayanya. "Semua itu hanya perasaan ingin melarikan diri," kata Goel yang berusia 25 tahun. "Orang-orang menyadari bahwa menabung untuk membeli rumah akan memakan waktu yang sangat lama. Jadi, menghabiskan uang untuk barang lain menjadi pilihan."

Goel mengaku bahwa kebiasaan borosnya menghilang setelah ia menemukan kebahagiaan dalam pekerjaannya.

Mengatasi "Doom Spending": Pahami Hubungan Anda dengan Uang

Baeckstrom menekankan pentingnya memahami hubungan kita dengan uang untuk mengatasi kebiasaan boros. Ia menyamakan hubungan dengan uang dengan hubungan kita dengan orang lain, yang dimulai sejak masa kanak-kanak dan membentuk berbagai jenis keterikatan. "Jika Anda merasa memiliki keterikatan yang aman dengan uang, Anda dapat membuat penilaian yang baik terhadap sesuatu," kata Baeckstrom. "Namun, jika Anda merasa tidak aman, Anda cenderung tergoda untuk melakukan perilaku belanja yang tidak sehat."

Sikap kita terhadap uang dipengaruhi oleh bagaimana kita dibesarkan, seperti apakah kita kaya atau miskin, bagaimana keluarga kita mengelola uang, dan siapa yang mengendalikannya.

Tips Mengurangi Kebiasaan Belanja Impulsif

  • Aktifkan Notifikasi Transaksi: Notifikasi transaksi pada ponsel bisa membuat kita lebih berhati-hati dalam berbelanja.
  • Hindari Belanja Online: Belanja secara langsung di toko bisa mencegah kebiasaan belanja impulsif.
  • Kembali Gunakan Uang Tunai: Metode pembayaran non-tunai bisa meningkatkan pengeluaran yang tidak perlu karena kemudahan dan kecepatannya.
  • Buat Transaksi Lebih Nyata: Samantha Rosenberg, pendiri dan COO platform pengembangan kekayaan, menyarankan untuk membuat transaksi lebih nyata dan sulit dilakukan.
  • Tingkatkan Literasi Keuangan: Kekurangan literasi keuangan bisa menjadi pemicu kebiasaan boros.

Dengan memahami hubungan kita dengan uang, mengelola keuangan dengan bijak, dan menghindari "doom spending," generasi Z dan Milenial bisa membangun masa depan finansial yang lebih baik.

Artikel terkait

Generasi Z: Atasi Stres dengan Mindfulness - Tips dari Pakar Amerika Serikat
Generasi Z Suka Skincare, Tapi Pria Indonesia Masih Tertinggal?
Rahasia Membeli Perhiasan Emas Online: Aman, Sesuai Gaya, dan Tak Kalah Cantik
Babymoon: Liburan Romantis Sebelum Kehadiran Buah Hati
Rahasia Contouring Sempurna: Temukan Warna yang Tepat untuk Kulitmu!
Tumbler: Lebih dari Sekadar Tren, Gaya Hidup Kekinian Gen Z
Mantanmu Sudah Move On? Kenali Tanda-Tandanya
Tips Menjadi Kreator Konten Kecantikan: Dari Bangun Kualitas Konten hingga Percaya Diri
Mengenali Tanda-Tanda IQ Anak Rendah dan Cara Menangani
Salad Buah: Rahasia Segar dan Sehat untuk Setiap Kesempatan
Tren Transplantasi Rambut di Indonesia: Mengapa dan Bagaimana?
Atasi Jerawat di Hidung dengan 5 Tips Sederhana Ini!