:strip_exif():quality(75)/medias/143/9357fec385ba478241ae6b79aa1a5478.jpeg)
Penyakit jantung, yang sering disebut sebagai "silent killer", masih menjadi ancaman serius di Indonesia, menjadi penyebab utama kematian. Banyak kasus penyakit jantung terjadi tanpa gejala awal, sehingga deteksi dini menjadi kunci utama dalam pencegahan dan penanganan. Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, dr. Yudistira Panji Santosa, Sp.PD-KKV, (M.Kes), Dokter Spesialis Penyakit Dalam dan Konsultan Kardiovaskular, menjelaskan beberapa prosedur pemeriksaan jantung yang umum dilakukan.
Mengenal Prosedur Pemeriksaan Jantung
Pemeriksaan jantung yang menyeluruh membantu mendeteksi dini penyakit jantung dan mempermudah penanganan. Prosedur ini dapat memberikan gambaran detail tentang kondisi jantung dan pembuluh darah, serta membantu dokter dalam menentukan langkah selanjutnya. Berikut beberapa prosedur pemeriksaan jantung yang umum dilakukan:
1. CT Scan Jantung
CT Scan jantung adalah pemeriksaan non-invasif yang menggunakan teknologi tomografi terkomputerisasi untuk menghasilkan gambar 4D dari jantung dan pembuluh darah. "CT Scan jantung adalah pilihan yang sangat baik untuk pasien yang membutuhkan evaluasi cepat dan tidak invasif. Dengan teknologi ini, kami dapat mendeteksi masalah jantung lebih awal dan menentukan langkah penanganan yang tepat," jelas dr. Yudistira. Pemeriksaan ini membantu mendeteksi penyempitan arteri koroner dan menilai kesehatan jantung secara keseluruhan.
2. Kateterisasi Jantung
Berbeda dengan CT Scan, kateterisasi jantung merupakan prosedur invasif. Kateter dimasukkan melalui pembuluh darah menuju jantung untuk memberikan gambaran langsung tentang kondisi pembuluh darah koroner. "Kateterisasi jantung memberikan informasi langsung dari dalam pembuluh darah dan jantung, yang memungkinkan kita untuk melakukan tindakan kuratif segera jika diperlukan," tambah dr. Yudistira. Prosedur ini juga memungkinkan pengukuran tekanan di dalam bilik jantung dan dapat dilakukan tindakan intervensi seperti pemasangan stent jika ditemukan sumbatan.
3. Elektrokardiogram (EKG)
EKG digunakan untuk mengukur aktivitas listrik otot jantung. Pemeriksaan ini membantu mendeteksi masalah irama jantung dan gangguan aliran darah ke jantung. EKG membantu mendeteksi kelainan pada jantung, seperti gangguan irama jantung atau kerusakan otot jantung.
4. Pemeriksaan Fisik Jantung
Pemeriksaan fisik jantung meliputi inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi. Dokter akan memeriksa detak jantung, suara jantung, dan kondisi fisik jantung secara keseluruhan. Pemeriksaan ini merupakan bagian penting dalam diagnosis awal penyakit jantung dan membantu dokter dalam menentukan langkah pemeriksaan selanjutnya.
5. Rontgen Dada
Rontgen dada menggunakan sinar X untuk mendapatkan gambar organ, jaringan, dan tulang, termasuk jantung. Pemeriksaan ini dapat membantu mendeteksi pembesaran jantung atau kondisi lain yang memengaruhi organ jantung. Rontgen dada membantu melihat struktur jantung dan memastikan tidak terjadi pembesaran atau kelainan lain yang dapat mengindikasikan masalah jantung.
Pemeriksaan jantung dianjurkan bagi individu yang mengalami gejala seperti nyeri dada, sesak napas, jantung berdebar, pembengkakan pada kaki, pusing, dan gangguan pencernaan. Selain itu, orang yang berisiko terkena penyakit jantung, seperti mereka dengan riwayat kolesterol tinggi, hipertensi, diabetes, obesitas, usia di atas 65 tahun, jarang berolahraga, serta perokok atau peminum alkohol juga disarankan untuk melakukan pemeriksaan. Ingat, menjaga kesehatan jantung merupakan tanggung jawab bersama. Lakukan pemeriksaan secara rutin dan konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan informasi yang tepat.