Anak Susah Makan? Jangan Panik, Ini yang Harus Dilakukan!

Rabu, 25 Desember 2024 08:59

Anak susah makan atau mengalami Gerakan Tutup Mulut (GTM)? Jangan panik! Ketahui penyebabnya dan cara mengatasinya dari dr. Kristian Wongso G., DTM&H, M.Sc., M.Krim., Sp.A.

illustration anak susah makan © copyright ymyphoto - Pixabay

Pernahkah Anda merasa bingung menghadapi anak yang susah makan? Kondisi ini sering disebut dengan Gerakan Tutup Mulut (GTM), yaitu ketika anak menolak makan, porsi makannya sedikit, atau frekuensinya jarang. Banyak orangtua yang pernah mengalaminya, dan penyebabnya beragam. Salah satu penyebabnya adalah jenis makanan yang diberikan, mungkin tidak enak atau teksturnya tidak cocok.

Namun, dr. Kristian Wongso G., DTM&H, M.Sc., M.Krim., Sp.A. mengingatkan bahwa GTM juga bisa menjadi tanda penyakit. "Perhatikan anak kamu, apakah dia tidak mau makan karena sakit tenggorokan, mual, atau mungkin ada masalah di paru-paru?" ujar dr. Kristian. Ingat, orang dewasa pun bisa mengalami hal serupa saat sakit, dan bisa membuat mereka merasa trauma.

Mengapa Anak Susah Makan?

Anak menolak makan tidak selalu disebabkan oleh faktor sepele seperti rasa makanan atau teksturnya. Dr. Kristian menjelaskan bahwa GTM bisa menjadi gejala dari penyakit tertentu, seperti sakit tenggorokan, mual, atau masalah di paru-paru. Sebagai orangtua, penting untuk memperhatikan kondisi anak secara keseluruhan, bukan hanya fokus pada pola makannya saja.

Bagaimana Mengatasi Anak Susah Makan?

Jika anak mengalami GTM, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter spesialis anak. Dokter dapat mendiagnosis penyebab GTM dan memberikan penanganan yang tepat. Bawalah buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) agar dokter dapat melihat riwayat tumbuh kembang anak. "Jangan panik dan jangan mengganti makanan dengan susu," pesan dr. Kristian. Mengganti makanan dengan susu bukanlah solusi yang tepat.

Dr. Kristian juga menjelaskan konsep gizi seimbang yang perlu dipahami orangtua. Susu memang pernah menjadi bagian dari konsep "4 Sehat 5 Sempurna", namun konsep tersebut sudah berkembang menjadi Pedoman Gizi Seimbang (PGS). Dalam PGS, susu termasuk dalam kelompok lauk pauk dan bisa diganti dengan makanan lain yang memiliki nilai gizi setara. "Susu tidak wajib jika anak mendapatkan gizi seimbang," tegas dr. Kristian.

Anak yang sedang GTM mungkin tidak membutuhkan asupan nutrisi sebanyak yang kita kira. Penting untuk diingat bahwa GTM bisa disebabkan oleh berbagai faktor, dan hanya dokter yang dapat mendiagnosisnya dengan tepat. Oleh karena itu, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter jika anak mengalami GTM. Jaga kesehatan anak dengan memperhatikan pola makannya dan konsultasikan dengan tenaga medis jika diperlukan.

Artikel terkait

Tips Memasak Sup Sehat dan Lezat: Hindari 5 Kesalahan Ini!
Waspada! TBC Ancam Anak-Anak di Indonesia, Kenali Gejala Dini untuk Selamatkan Si Kecil
Waspada! Tanda Keterlambatan Perkembangan Motorik pada Anak yang Harus Diperhatikan Orang Tua
Instagram Perketat Privasi dan Kontrol Orang Tua untuk Pengguna di Bawah 18 Tahun
Biskuat dan Manchester United Berkolaborasi Bangun Generasi Sepak Bola Masa Depan Indonesia
Rahasia Gizi untuk Kecerdasan dan Kebahagiaan Anak
Konflik Orang Tua dan Anak: Rahasia Menyelesaikan Perbedaan dengan Bijak
Teh untuk Balita: Mitos atau Fakta?
Sensor Film di Indonesia: Mengapa Masih Dibutuhkan?
Tips Aman dan Nyaman Berolahraga di Musim Hujan
Teether: Panduan Praktis Menentukan Waktu yang Tepat untuk Berhenti
Waspada! Kecanduan Smartphone: Mirip Rokok, Negara-negara Segera Atur Penggunaan