Mitos dan Fakta: Obat Hipertensi vs. Kesehatan Ginjal

Rabu, 9 Oktober 2024 19:42

Apakah obat hipertensi merusak ginjal? Temukan kebenarannya di sini! Pelajari mitos dan fakta tentang hipertensi, kesehatan ginjal, dan cara menjaga keduanya agar tetap sehat.

© copyright SHVETS production - Pexels

Menjaga Kesehatan Ginjal dan Tekanan Darah: Mitos dan Fakta

Hipertensi, atau tekanan darah tinggi, adalah "silent killer" yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan penyakit kronis lainnya. Pengidap hipertensi perlu menjalani gaya hidup sehat dan minum obat secara rutin untuk menurunkan tekanan darah. Namun, banyak yang khawatir bahwa minum obat hipertensi setiap hari dapat merusak ginjal.

Sebenarnya, mitos ini tidak benar. Hipertensi yang tidak terkontrol justru dapat menyebabkan kerusakan ginjal. Sebaliknya, kerusakan ginjal dapat memicu tekanan darah tinggi.

Berikut beberapa fakta penting mengenai ginjal dan hipertensi:

Ginjal: Filter Tubuh yang Penting

Ginjal merupakan organ berbentuk kacang yang terletak di bagian bawah punggung. Fungsinya penting untuk:

Membersihkan dan menyaring limbah dan racun dalam darah.

Mengatur keseimbangan elektrolit, cairan, dan asam basa dalam tubuh.

Membantu metabolisme vitamin D.

Gangguan fungsi ginjal dapat menyebabkan berbagai komplikasi, seperti anemia, gangguan elektrolit, dan penumpukan racun. Beberapa faktor risiko kerusakan ginjal meliputi:

Hipertensi

Diabetes

Penyakit jantung

Penyakit hati

Riwayat penyakit ginjal dalam keluarga

Kelainan bentuk ginjal

Infeksi kandung kemih dan infeksi ginjal berulang

Kelebihan berat badan atau obesitas

Pola makan tinggi garam atau gula

Jarang minum air putih

Daya tahan tubuh lemah atau penyakit autoimun

Menjaga Kesehatan Ginjal Sejak Dini

Fungsi ginjal yang telah menurun atau rusak tidak dapat dipulihkan sepenuhnya. Yang dapat dilakukan adalah memperlambat penurunan fungsi ginjal melalui perawatan dan pengobatan yang tepat. Berikut beberapa cara menjaga kesehatan ginjal:

Cukupi Kebutuhan Air: Minum air putih minimal 2 liter atau 8 gelas setiap hari untuk membantu ginjal memproduksi urin dan membersihkan zat-zat beracun.

Makan Makanan Bergizi: Pola makan sehat dengan gizi seimbang dapat membantu mencegah penumpukan limbah dan racun dalam darah. Konsumsi buah, sayur, biji-bijian, makanan tinggi Omega-3, dan makanan kaya vitamin B6, B9, B12, C, dan D.

Jaga Tekanan Darah: Batasi asupan garam maksimal 1 sendok teh (2000 mg) per hari. Kelola stres, cukup istirahat dan tidur, dan hindari faktor risiko yang memicu tekanan darah tinggi. Atasi penyakit atau gangguan kesehatan yang dapat menyebabkan hipertensi.

Jaga Berat Badan: Obesitas atau kelebihan berat badan dapat membebani ginjal. Jaga berat badan ideal untuk kesehatan ginjal.

Rutin Bergerak dan Berolahraga: Olahraga dapat melancarkan peredaran darah, membantu ginjal menyaring racun secara optimal, dan menjaga tekanan darah serta berat badan ideal.

Minum Obat dan Vitamin Sesuai Aturan: Konsumsi obat, vitamin, dan suplemen sesuai anjuran dokter untuk menghindari overdosis yang dapat merusak ginjal.

Berhenti Merokok: Rokok mengandung zat beracun yang dapat menghambat sirkulasi darah dan meningkatkan tekanan darah.

Hindari Konsumsi Alkohol: Alkohol berlebihan dapat mengganggu kinerja ginjal dan meningkatkan risiko gagal ginjal.

Obat Hipertensi dan Ginjal: Fakta dan Kesalahpahaman

Obat hipertensi yang diresepkan oleh dokter aman untuk diminum setiap hari secara rutin. Obat ini tidak merusak ginjal, justru membantu mencegah kerusakan ginjal dengan mengurangi tekanan pada pembuluh darah di ginjal.

Berikut beberapa jenis obat hipertensi yang umum diresepkan:

Diuretik: Membantu ginjal membuang kelebihan garam dan cairan, menurunkan tekanan darah. Contoh: hydrochlorothiazide dan indapamide.

Antagonis Kalsium (CCBs): Memperlambat detak jantung dan melebarkan pembuluh darah, menurunkan tekanan darah. Contoh: amlodipine dan nifedipine.

ACE Inhibitor: Menghambat produksi hormon angiotensin II yang dapat menyempitkan pembuluh darah, menurunkan tekanan darah dan mengurangi tekanan pada ginjal.

ARB (Angiotensin-2 Receptor Blocker): Menghambat respon hormon angiotensin II, melebarkan pembuluh darah, menurunkan tekanan darah, dan melindungi jantung dan ginjal. Contoh: irbesartan, valsartan, losartan, dan candesartan.

Penghambat Renin: Menghambat kerja enzim renin yang dapat meningkatkan tekanan darah. Contoh: aliskiren.

Meskipun aman, beberapa orang mungkin mengalami efek samping ringan dari obat hipertensi seperti:

Sakit perut, mual, sembelit

Sakit kepala

Mual

Mengantuk

Lelah

Bengkak di kaki atau pergelangan kaki

Wajah memerah atau terasa panas

Palpitasi atau detak jantung lebih cepat

Jika mengalami efek samping, segera konsultasikan dengan dokter.

Penting untuk diingat:

Konsultasikan dengan dokter mengenai jenis obat, dosis, dan cara minum yang tepat.

Jalankan pola hidup sehat dan patuhi anjuran dokter untuk mengendalikan hipertensi dan menjaga kesehatan ginjal.

Artikel terkait

Sindrom Iritasi Usus (IBS): Kenali Gejala & Cara Atasi Gangguan Pencernaan
Waspadai Kebiasaan Sehari-hari yang Meningkatkan Risiko Alzheimer
Waspadai Bahaya Merkuri Tinggi pada Ikan! Jenis Ikan Mana yang Perlu Dihindari?
Bahaya Tersembunyi di Kabin Pesawat: Deep Vein Thrombosis (DVT)
Manfaat Daun Pepaya untuk Kesehatan: Turunkan Tekanan Darah, Atasi Diabetes, dan Lainnya!
Manfaat Sehat Makan Nanas Setiap Hari: Pencernaan Lebih Baik, Imunitas Kuat, & Lainnya!
Kopi Hitam: Manfaat Sehat vs. Efek Sampingnya - Panduan Lengkap
Waspada Asam Urat di Usia Muda: Penyebab dan Cara Pencegahannya
Kanker pada Usia Muda Meningkat: Faktor Lingkungan dan Gaya Hidup
Jalan Kaki: Solusi Ampuh Hilangkan Perut Buncit? Mitos atau Fakta?
Ingus Berdarah: Penyebab dan Cara Mengatasinya (Mimisan)
Waspada! Virus Lumpuh Anak (AFM) Kembali Merebak di AS