Bedanya Protektif dan Overprotektif: Panduan untuk Orangtua
Orangtua, Pahami Bedanya Protektif dan Overprotektif
Setiap orangtua menginginkan yang terbaik untuk anak mereka, namun terkadang keinginan untuk melindungi anak bisa menjadi berlebihan.
Berikut beberapa ciri orang tua overprotektif:
Merasa perlu melindungi anak dari segala masalah dan rasa sakit.
Mencegah anak untuk merasakan sedikitpun rasa sakit, sehingga anak menjadi manja.
Membuat anak tidak percaya diri dan takut untuk mengambil keputusan.
Anak selalu bergantung pada orang tua dan tidak bisa melakukan apa-apa sendiri.
Cemas berlebihan ketika ada kesulitan yang mungkin akan menimpa anak.
Membatasi pergaulan anak secara ketat.
Terlalu berlebihan dalam melindungi anak tanpa memberikan ruang kebebasan dan kemandirian.
Berikut beberapa cara mengajari anak menjaga diri tanpa bersikap overprotektif:
Mengajarkan kemandirian: Biarkan anak belajar mandiri sejak usia 5 tahun, dengan memahami apa yang bisa dilakukannya sendiri dan mana yang masih perlu bantuan.
Mengajarkan sebab-akibat: Latih anak memahami akibat dari tingkah laku yang dilakukannya dan bagaimana merespons orang lain.
Membantu anak memiliki pencapaian: Pencapaian akan membuat anak lebih percaya diri dan terhindar dari hal-hal buruk karena mengejar sesuatu.
Memberi kesempatan anak menyelesaikan masalahnya sendiri: Dorong anak agar memiliki pikiran bahwa dia bisa menyelesaikan masalahnya sendiri, bukan hanya mengandalkan orang tua.
Ingat, memberikan rasa aman pada anak itu penting, tetapi jangan sampai membuat mereka terkekang dan tidak bisa berkembang. Berikan anak kesempatan untuk belajar, tumbuh, dan menjadi pribadi yang mandiri.