:strip_exif():quality(75)/medias/22588/a3ee2a1052dd9ab0aa4a520b68eceda9.jpg)
Kamboja gencar menarik wisatawan Muslim, khususnya dari Timur Tengah dan Asia Tenggara, sebagai upaya diversifikasi sektor pariwisata dan mengurangi ketergantungan pada wisatawan Tiongkok. Langkah ini terbukti efektif, ditunjukkan oleh peningkatan jumlah wisatawan dari negara-negara Arab sebesar hampir 20% tahun lalu, mencapai 430.000 orang dari total 6,7 juta wisatawan asing.
Strategi Menarik Wisatawan Muslim
Pemerintah Kamboja membentuk tim khusus untuk merancang strategi menarik wisatawan Muslim. Strategi ini mencakup peningkatan fasilitas di hotel-hotel, seperti penyediaan dapur halal dan ruang shalat lengkap dengan Al-Quran. Hal ini telah meningkatkan persepsi positif terhadap Kamboja, khususnya mengenai makanan, akomodasi, dan fasilitas ibadah. "Sekarang mereka sudah lebih memahami," ungkap Taleb Rafat dari Younes Tourism, yang baru saja memandu tur wisatawan Arab Saudi termasuk keluarga kerajaan.
Peningkatan konektivitas penerbangan juga menjadi kunci. Maskapai seperti Emirates, Qatar Airways, dan Etihad Airways kini menawarkan penerbangan langsung atau transit yang memudahkan akses ke Phnom Penh. Kerjasama ini semakin diperkuat dengan penandatanganan kesepakatan perdagangan antara Kamboja dan Uni Emirat Arab, yang mencakup peningkatan kerjasama pariwisata.
Infrastruktur pendukung terus dikembangkan. Kerjasama pemerintah dan swasta berperan penting dalam menyediakan fasilitas ramah Muslim di berbagai lokasi, termasuk ruang shalat di bandara dan restoran halal bersertifikat. Presiden Asosiasi Agen Perjalanan Kamboja (CATA), Chhay Sivlin, menekankan keuntungan ekonomi dari strategi ini. "Wisatawan Timur Tengah banyak yang berbelanja besar, sehingga sangat menguntungkan perekonomian Kamboja," tambahnya.
Selain fasilitas fisik, Kamboja juga menawarkan daya tarik budaya. Keberadaan komunitas Muslim Cham di Phnom Penh dan Kampot memberikan pengalaman budaya yang unik bagi wisatawan Muslim yang ingin berinteraksi langsung dengan masyarakat setempat. Komunitas ini menawarkan kearifan lokal dan menambah kekayaan pengalaman wisata di Kamboja.
Peningkatan jumlah wisatawan dari Indonesia juga menunjukan keberhasilan strategi ini. Lebih dari 123.000 wisatawan Indonesia mengunjungi Kamboja selama sembilan bulan pertama tahun ini, menunjukan potensi pasar yang besar dari negara dengan populasi muslim terbesar di dunia.
Pariwisata internasional Kamboja meningkat 23% tahun lalu, menunjukkan pertumbuhan yang signifikan. Diversifikasi pasar wisata, khususnya dengan menargetkan wisatawan Muslim, merupakan langkah strategis untuk menjaga pertumbuhan yang berkelanjutan dan mengurangi ketergantungan pada satu pasar utama.
Dengan berbagai upaya tersebut, Kamboja berupaya menjadi destinasi wisata ramah Muslim yang menarik dan menguntungkan, baik bagi wisatawan maupun perekonomian negara.
Dampak Positif Bagi Ekonomi Kamboja
Peningkatan jumlah wisatawan Muslim berdampak positif terhadap perekonomian Kamboja. Pengeluaran wisatawan Timur Tengah yang tinggi berkontribusi signifikan terhadap pendapatan nasional. Selain itu, pengembangan infrastruktur dan fasilitas pendukung juga menciptakan lapangan kerja baru dan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.
Keberhasilan Kamboja dalam menarik wisatawan Muslim juga menunjukkan pentingnya strategi diversifikasi pasar wisata. Dengan mengurangi ketergantungan pada satu pasar utama, Kamboja dapat meningkatkan ketahanan ekonomi dan memastikan pertumbuhan pariwisata yang berkelanjutan.
Upaya Kamboja untuk menjadi destinasi wisata ramah Muslim ini juga menjadi contoh bagi negara-negara lain di Asia Tenggara dalam mengembangkan sektor pariwisata yang inklusif dan berkelanjutan. Pendekatan yang komprehensif, mulai dari peningkatan fasilitas hingga kerjasama dengan maskapai penerbangan, merupakan kunci keberhasilan strategi ini.