:strip_exif():quality(75)/medias/644/7c81a33306136e9fee675bf84f2f65c9.jpeg)
JAKARTA - Banyak pengendara yang tidak menyadari risiko dari kebiasaan menekan rem secara keras dan terus-menerus saat berkendara. Kebiasaan ini sering terjadi ketika melintasi turunan panjang atau menghadapi lalu lintas padat.
Menekan rem secara berlebihan dapat mengganggu kinerja sistem rem dan meningkatkan risiko kecelakaan. Tekanan yang terus-menerus tanpa jeda dapat menyebabkan overheating, yang mengakibatkan penurunan kinerja rem dan, dalam kasus ekstrem, kegagalan total. Kegagalan sistem pengereman ini bisa berakibat fatal, terutama saat berkendara dengan kecepatan tinggi atau di jalan menurun.
Victor Assani, Ketua Bidang Road Safety and Motorsport Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), menekankan pentingnya memperbaiki teknik pengereman untuk menghindari masalah ini. "Menekan rem terus-menerus dengan kuat dapat merusak komponen seperti cakram dan kampas rem, yang memperpendek umur komponen dan menurunkan efektivitas pengereman," jelas Victor.
Untuk mencegah risiko tersebut, Victor menyarankan pengendara untuk:
1. Mengombinasikan penggunaan rem depan dan belakang secara seimbang.
2. Menghindari hanya mengandalkan satu jenis rem, agar stabilitas kendaraan terjaga.
3. Berhenti sejenak setelah melewati turunan panjang untuk memberi waktu sistem rem mendingin.
4. Istirahat selama 3 hingga 5 menit untuk mencegah overheating dan kegagalan rem.
5. Memeriksa kondisi rem secara berkala untuk memastikan kinerja yang optimal.
Dengan menerapkan teknik pengereman yang benar, pengendara tidak hanya menjaga kinerja sistem rem, tetapi juga meningkatkan keselamatan di jalan. "Pengendalian kendaraan harus dilakukan dengan bijak, terutama di jalan yang menantang," tutup Victor.