:strip_exif():quality(75)/medias/568/161ead97a13ffb39f30a9b3ff80bd516.jpeg)
Kementerian Perdagangan China memberikan peringatan kepada produsen mobil lokal mengenai risiko investasi otomotif di luar negeri. Menurut Reuters, yang mengutip dua sumber yang mendapatkan pengarahan dari pemerintah China, pertemuan tersebut berlangsung awal Juli. Kedua sumber ini berencana untuk melakukan ekspansi global sebagai upaya menghadapi perlambatan pertumbuhan di pasar domestik.
Salah satu sumber mengungkapkan bahwa pemerintah menganjurkan agar produsen tidak berinvestasi di India. Selain itu, mereka juga 'sangat disarankan' untuk menghindari investasi di Rusia dan Turki, serta memperhatikan risiko yang ada di Eropa dan Thailand.
Kementerian Perdagangan China mendorong produsen untuk menggunakan pabrik di luar negeri hanya untuk perakitan akhir, dengan komponen knock-down yang diekspor dari China. Langkah ini diambil untuk mengurangi risiko terkait masalah geopolitik.
Hubungan antara China dan India telah tegang sejak bentrokan militer di perbatasan Himalaya pada 2020, yang menyebabkan India memperketat pengawasan terhadap investasi China dan menghentikan proyek besar. SAIC Motor Corp, yang dimiliki pemerintah China, mengalami kesulitan dengan investasinya di India. Pada bulan April, perusahaan ini menyatakan niatnya untuk menarik investor India agar operasi merek MG di negara tersebut menjadi lebih menguntungkan.
Di sisi lain, merek mobil China justru berkembang di Rusia, di tengah banyaknya merek lain yang keluar akibat dampak perang dengan Ukraina. Chery, misalnya, sedang menjajaki kemungkinan produksi mobil di Rusia.
Produsen mobil asal China kini gencar mencari peluang ekspansi ke luar negeri untuk mengatasi kelebihan kapasitas produksi akibat melemahnya permintaan di dalam negeri. Namun, usaha mereka untuk memasuki pasar Eropa terhambat oleh tingginya tarif mobil listrik. Beberapa negara Eropa, seperti Spanyol dan Italia, sedang berupaya menarik investasi dari China.