:strip_exif():quality(75)/medias/4640/4f7961840f9c57f1c00a03502af87a56.jpg)
Oma Threes Emir, penulis buku "Yesterday Becomes Tomorrow," telah mencapai puncak aktualisasi diri. Ia telah melalui berbagai tahap kehidupan dan berhasil membangun relasi sosial yang kuat. Kisah hidup Oma Threes, yang penuh dengan makna dan inspirasi, mengingatkan kita tentang pentingnya aktualisasi diri, relasi sosial yang baik, dan kebijaksanaan yang didapat dari perjalanan hidup.
Menjelajahi Perjalanan Hidup Oma Threes Emir
Buku "Yesterday Becomes Tomorrow" karya Oma Threes Emir, yang berusia 76 tahun, menyajikan kisah inspiratif dan penuh makna tentang perjalanan hidup. Karya ini bukan hanya sekadar kumpulan cerita, tetapi refleksi perjalanan hidup dan pengalaman yang telah dilalui. Oma Threes, yang dikenal sebagai penulis aktif, telah menelurkan karya-karya yang beragam, mulai dari kuliner dan mode hingga buku-buku "self-improvement."
Dalam "Yesterday Becomes Tomorrow," Oma Threes dengan apik berbagi kisah pengalamannya, baik pribadi maupun orang-orang di sekitarnya. Setiap kisah diakhiri dengan pesan moral dan nilai-nilai inspiratif yang mengajak pembaca untuk merenung. Melalui buku ini, Oma Threes juga menyuarakan kepeduliannya terhadap isu-isu sosial seperti KDRT dan keberagaman agama.
Bagi Oma Threes, dunia mode adalah bagian penting dari hidupnya. Penampilannya yang selalu chic dan elegan merepresentasikan kecintaannya terhadap dunia tersebut. Karirnya sebagai Redaktur Pelaksana Majalah Gadis (1977-1986) dan Pemimpin Redaksi Majalah Mode (1987-1998) menunjukkan jejak rekamnya di dunia mode.
Membongkar Rahasia Sukses Oma Threes melalui Teori Psikologi
Membedah kehidupan Oma Threes melalui kacamata psikologi, mengungkap rahasia di balik kesuksesannya mencapai aktualisasi diri. Dari berbagai kisah yang diceritakan dalam bukunya, terlihat jelas kematangan, ingatan tajam, dan perhatiannya terhadap setiap kejadian di sekitarnya. Menurut teori hierarki kebutuhan Maslow, Oma Threes telah mencapai tahap paling tinggi, yaitu kebutuhan aktualisasi diri.
Abraham Maslow (1908-1970), seorang psikolog terkemuka, mengemukakan lima tahapan kebutuhan manusia, yaitu kebutuhan fisik, keamanan, kasih sayang dan keterhubungan, pengakuan, dan aktualisasi diri. Oma Threes telah berhasil memenuhi semua kebutuhan tersebut, sehingga ia mampu mencapai puncak aktualisasi diri.
Teori Erik Erikson (1902-1994), seorang ahli psikologi perkembangan, juga memberikan perspektif menarik. Menurut Erikson, tahapan perkembangan individu dibagi berdasarkan rentang usianya. Sebagai lansia, Oma Threes berada pada tahap akhir perkembangan, di mana ukuran pencapaian yang diharapkan adalah integritas diri.
Buku "Yesterday Becomes Tomorrow" menunjukkan bahwa Oma Threes telah mencapai integritas diri. Ia telah berhasil mendapatkan kebijaksanaan (wisdom) dari berbagai peristiwa yang terjadi sepanjang hidupnya, baik dari asisten rumah tangga, teman kuliah, tetangga, maupun dari pengalaman kehilangan suami tercinta.
Relasi Sosial: Kunci Utama Kebahagiaan dan Umur Panjang
Pentingnya relasi sosial dalam mencapai kebahagiaan dan umur panjang ditegaskan oleh Robert Waldinger, seorang psikiater dan profesor Universitas Harvard. Penelitian longitudinal terpanjang yang pernah ada di muka bumi, yang mengamati sejumlah orang selama lebih dari 80 tahun, mengungkap bahwa relasi sosial yang kuat merupakan faktor kunci.
Penelitian ini mengamati kehidupan anak-anak dari keluarga miskin di kota Boston dan anak-anak yang kuliah di Harvard sejak sebelum Perang Dunia II. Hasilnya menunjukkan bahwa memiliki seseorang yang bisa diandalkan pada masa-masa sulit, baik pasangan hidup, sahabat, atau keluarga, akan membuat hidup lebih panjang dan bahagia.
Oma Threes Emir, dengan relasi sosial yang hangat dan luas, merupakan contoh nyata dari seseorang yang telah mencapai puncak aktualisasi diri. Kisah hidup Oma Threes, yang penuh makna dan inspirasi, mengingatkan kita tentang pentingnya aktualisasi diri, relasi sosial yang baik, dan kebijaksanaan yang didapat dari perjalanan hidup.