:strip_exif():quality(75)/medias/1091/d0e3b09dba101f5533186f6632fcd148.jpeg)
Takut Ketinggalan: Memahami Fenomena FOMO dan Dampaknya
FOMO, atau fear of missing out, adalah fenomena sosial yang menggambarkan ketakutan seseorang untuk tertinggal dari tren dan pengalaman baru. Orang yang mengalami FOMO seringkali merasa gelisah dan terdorong untuk memiliki apa yang sedang tren, meskipun barang tersebut mungkin tidak diperlukan.
Salah satu faktor utama penyebab FOMO adalah cultural lag. Istilah ini menggambarkan kesenjangan antara kemajuan teknologi dengan nilai budaya yang dianut masyarakat. Menurut sosiolog Nia Elvina, cultural lag terjadi karena kurangnya informasi dan kemampuan berpikir kritis di masyarakat. Akibatnya, nilai yang dianut masyarakat tidak sejalan dengan perkembangan teknologi, dan mereka merasa terdorong untuk mengikuti tren demi menghindari rasa tertinggal.
Contohnya, ketika seorang artis mengunggah foto dengan barang baru, banyak orang terdorong untuk memiliki barang yang sama, meskipun barang tersebut mungkin tidak memiliki fungsi yang dibutuhkan. Hal ini menunjukkan bagaimana FOMO dapat mendorong pembelian impulsif dan konsumtif.
FOMO memiliki dampak negatif bagi kehidupan sosial. Orang yang mengalami FOMO cenderung menghabiskan lebih banyak waktu di media sosial dan kurang berinteraksi secara langsung dengan orang lain. Informasi di media sosial juga seringkali berbeda dengan kenyataan, sehingga dapat menyebabkan distorsi dan persepsi yang tidak akurat tentang dunia luar.
Untuk mencegah FOMO, masyarakat perlu meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berpikir kritis mereka. Mereka harus belajar untuk memilah informasi dan tidak mudah terpengaruh oleh tren yang muncul di media sosial. Selain itu, penting untuk fokus pada interaksi sosial nyata dan menghargai pengalaman yang bermakna, bukan hanya yang terlihat menarik di media sosial.