:strip_exif():quality(75)/medias/11888/e8c798e2016a16ccea2651f67d70773b.jpg)
Konsumsi gula berlebih merupakan ancaman serius bagi kesehatan. Kelebihan gula dalam tubuh dapat memicu berbagai masalah kesehatan, mulai dari peningkatan kadar gula darah hingga risiko diabetes dan komplikasi yang lebih berbahaya. Hal ini ditegaskan oleh Kementerian Kesehatan RI yang merekomendasikan batas maksimal konsumsi gula harian sebesar 10% dari total energi (200 kkal) seperti yang tertera dalam Permenkes Nomor 30 Tahun 2013.
Mengapa Kelebihan Gula Berbahaya?
Tubuh kita membutuhkan glukosa sebagai sumber energi, tetapi kelebihannya akan menimbulkan masalah. Glukosa yang berlebih tidak dapat diproses dengan baik oleh tubuh, sehingga menyebabkan penumpukan gula dalam darah. Kondisi ini akan memicu berbagai reaksi berantai yang merusak organ dan sistem dalam tubuh.
Proses metabolisme tubuh terganggu karena pankreas harus bekerja ekstra keras memproduksi insulin. Jika produksi insulin tidak cukup atau sel-sel tubuh resisten terhadap insulin, gula darah akan terus meningkat dan menyebabkan hiperglikemia.
Hiperglikemia jangka panjang akan berdampak buruk pada berbagai organ, misalnya ginjal, mata, saraf, dan pembuluh darah. Akibatnya, dapat muncul berbagai komplikasi seperti kerusakan ginjal, retinopati, neuropati, dan penyakit jantung koroner.
Bagaimana Tubuh Menunjukkan Kelebihan Gula?
Tubuh memberikan sinyal-sinyal tertentu ketika mengalami kelebihan gula. Salah satu tanda yang paling umum adalah sering merasa haus dan buang air kecil. Ginjal bekerja lebih keras untuk membuang kelebihan glukosa melalui urin, sehingga membuat kita sering ke toilet.
Selain itu, perubahan berat badan juga menjadi indikator yang perlu diperhatikan. Meskipun sering merasa lapar (polifagia), penurunan berat badan signifikan justru bisa terjadi karena tubuh menggunakan otot dan lemak sebagai sumber energi pengganti glukosa.
Kelemahan otot dan sering terjatuh juga menjadi pertanda tubuh kekurangan energi akibat gula darah yang tidak terkontrol. Hal ini terjadi karena glukosa tidak dapat diproses dengan baik sebagai sumber energi.
Gejala lainnya meliputi kelelahan, gangguan penglihatan, luka yang sulit sembuh, kesemutan atau mati rasa di tangan dan kaki, perubahan kulit, infeksi jamur, dan penyakit gusi. Semua gejala ini menunjukkan dampak negatif dari kelebihan gula dalam tubuh.
"Jika Anda mengalami beberapa gejala di atas, segera konsultasikan dengan dokter untuk pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut. Mengontrol kadar gula darah sangat penting untuk mencegah komplikasi serius." Demikian anjuran yang disampaikan oleh para ahli kesehatan.
Berikut rincian gejala kelebihan gula lebih detail:
- Sering haus dan buang air kecil: Ginjal bekerja ekstra keras untuk membuang kelebihan glukosa.
- Perubahan berat badan: Meskipun sering lapar (polifagia), penurunan berat badan signifikan bisa terjadi karena tubuh menggunakan otot dan lemak sebagai energi.
- Kelemahan otot dan sering terjatuh: Ini merupakan tanda tubuh kekurangan energi akibat gula darah yang tidak terkontrol.
- Kelelahan: Tubuh tidak memproses insulin dengan baik atau insulinnya tidak cukup, sehingga gula tetap dalam darah dan tidak digunakan sebagai energi.
- Gangguan penglihatan: Kadar gula darah tinggi dapat menyebabkan pembengkakan lensa mata.
- Luka sulit sembuh: Diabetes merusak saraf dan memengaruhi sirkulasi darah.
- Kesemutan atau mati rasa di tangan dan kaki: Ini gejala neuropati diabetik.
- Perubahan kulit: Munculnya kutil, penebalan dan penggelapan kulit.
- Infeksi jamur: Gula darah tinggi meningkatkan risiko infeksi jamur.
- Penyakit gusi: Kadar gula tinggi meningkatkan glukosa dalam air liur.
Penting untuk selalu menjaga pola makan sehat dan melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala untuk mendeteksi dan mencegah masalah kesehatan akibat kelebihan gula.