:strip_exif():quality(75)/medias/4377/378cabfd813279a0a27ed5be9abca547.jpeg)
Kualitas udara di Jakarta kembali memburuk, memasuki kategori tidak sehat. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, seperti polusi kendaraan, industri, dan kebakaran hutan. Peningkatan konsentrasi polutan seperti PM2.5 dan ozon membuat warga Jakarta diimbau untuk mewaspadai potensi dampak kesehatan yang ditimbulkan.
Polusi Udara di Jakarta: Kembali Memburuk, Warga Diminta Waspada
Berdasarkan data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), kualitas udara di Jakarta pada hari ini, Selasa (10 Oktober 2023), menunjukkan peningkatan konsentrasi polutan berbahaya. Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) untuk PM2.5 mencapai angka 75, yang berarti berada dalam kategori tidak sehat. Angka tersebut meningkat dibandingkan dengan beberapa hari sebelumnya.
"Kenaikan konsentrasi PM2.5 ini disebabkan oleh berbagai faktor, seperti polusi kendaraan, emisi industri, dan kebakaran hutan. Peningkatan polusi udara ini tentu sangat mengkhawatirkan karena berpotensi menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan masyarakat," ujar Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati. PM2.5 merupakan partikel halus yang dapat masuk ke dalam paru-paru dan menimbulkan gangguan pernapasan, jantung, dan penyakit lainnya.
Selain PM2.5, konsentrasi ozon di udara Jakarta juga mengalami peningkatan. Ozon merupakan polutan yang terbentuk dari reaksi kimia antara nitrogen oksida (NOx) dan senyawa organik volatil (VOC) di udara. Peningkatan konsentrasi ozon ini juga bisa menyebabkan gangguan pernapasan, terutama pada orang yang memiliki riwayat penyakit pernapasan.
"Saat ini, kondisi angin sedang lemah, sehingga polusi udara cenderung terkonsentrasi di wilayah Jakarta. Diperkirakan, kondisi polusi udara akan membaik pada beberapa hari ke depan, ketika angin bertiup lebih kencang dan membawa udara segar dari wilayah lain," kata Dwikorita.
Meskipun demikian, warga Jakarta tetap diimbau untuk mewaspadai potensi dampak kesehatan dari polusi udara. Masyarakat disarankan untuk mengurangi aktivitas di luar ruangan, terutama saat pagi dan sore hari ketika konsentrasi polutan cenderung lebih tinggi. Penggunaan masker saat beraktivitas di luar ruangan juga sangat disarankan, terutama bagi kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan penderita penyakit pernapasan.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga telah mengeluarkan imbauan kepada masyarakat untuk meminimalisasi penggunaan kendaraan pribadi dan beralih ke transportasi umum. Selain itu, pemerintah juga akan meningkatkan pengawasan terhadap industri dan sumber polusi lainnya untuk menekan emisi gas berbahaya.
"Kami berharap masyarakat dapat bersama-sama menjaga kualitas udara di Jakarta. Dengan mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, menjaga kebersihan lingkungan, dan menghindari pembakaran sampah, kita dapat mengurangi polusi udara dan meningkatkan kualitas hidup di Jakarta," kata Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. "Semoga polusi udara di Jakarta bisa segera membaik dan masyarakat dapat menikmati udara yang bersih dan sehat," tutup Anies.