:strip_exif():quality(75)/medias/17969/fdd8ed1f16bde86ce218e202aa344de8.jpg)
Beredar mitos yang mengaitkan masturbasi dengan nyeri lutut pada pria. Anggapan ini sepenuhnya keliru. Faktanya, tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan hubungan antara frekuensi masturbasi dan masalah kesehatan pada persendian lutut.
Mitos tersebut bermula dari anggapan bahwa masturbasi mengakibatkan sendi lutut “kosong” atau kekurangan cairan sinovial. Pernyataan ini tidak didukung bukti medis. Cairan sinovial, yang berfungsi sebagai pelumas sendi, sama sekali tidak terpengaruh oleh aktivitas seksual, termasuk masturbasi.
Penjelasan ilmiah menyatakan tidak ada korelasi antara kedua hal tersebut. Tidak terdapat jalur saraf yang menghubungkan organ genital pria dan lutut. Oleh karena itu, nyeri lutut tidak dapat dikaitkan dengan masturbasi.
Dr. dr. Ponco Birowo, SpU(K), PhD, seorang spesialis urologi, memberikan penjelasan lebih rinci. Beliau menekankan bahwa dampak masturbasi yang berlebihan lebih cenderung berdampak pada kesehatan mental daripada fisik. "Lebih ke arah psikis. Kalau keadaan badan sehat, ya tidak ada (pengaruhnya)," tegas Prof. Ponco.
Beliau menambahkan bahwa kecanduan masturbasi berpotensi mengganggu kehidupan sosial dan menimbulkan konflik internal. Meskipun demikian, para ahli sepakat masturbasi dalam batas wajar tidak menimbulkan dampak kesehatan yang signifikan secara fisik. Namun, persepsi terhadap masturbasi tetap kontroversial dalam beberapa norma sosial dan agama.
Sebaliknya, ejakulasi, baik melalui hubungan seksual atau masturbasi, melepaskan hormon endorfin. Hormon ini dikenal sebagai hormon kebahagiaan karena memberikan efek positif pada suasana hati, menciptakan perasaan senang, nyaman, dan tenang.
Prof. Ponco menjelaskan lebih lanjut, "Justru kalau laki-laki ejakulasi, zat endorfin yang keluar lebih banyak. Endorfin itu adalah obat anti-nyeri alami yang memberikan rasa kenyamanan dan ketenangan." Ini menunjukkan bahwa ejakulasi, alih-alih menyebabkan nyeri, justru dapat memberikan manfaat bagi tubuh.
Kesimpulannya, nyeri lutut tidak ada kaitannya dengan masturbasi. Jika mengalami nyeri lutut, konsultasikanlah dengan dokter untuk diagnosis dan pengobatan yang tepat. Jangan sampai mitos menyesatkan Anda dan menghambat penanganan yang tepat.
Perlu diingat bahwa mencari informasi dari sumber yang valid dan terpercaya sangat penting. Jangan mudah terpengaruh oleh informasi yang tidak berdasar dan belum terbukti kebenarannya. Kesehatan merupakan investasi berharga, maka perhatikanlah informasi kesehatan dari ahlinya.
Mengabaikan nyeri lutut yang berkepanjangan dapat berdampak buruk pada kesehatan jangka panjang. Oleh karena itu, segera periksakan diri ke dokter jika Anda merasakan keluhan pada lutut, tanpa harus dihubungkan dengan aktivitas seksual pribadi Anda.
Kesimpulannya, mitos yang mengaitkan masturbasi dengan nyeri lutut adalah tidak benar. Perlu adanya edukasi yang lebih luas kepada masyarakat untuk menghindari kesalahpahaman dan penyebaran informasi yang tidak akurat. Konsultasikan selalu permasalahan kesehatan kepada tenaga medis profesional.