:strip_exif():quality(75)/medias/2311/27dae7e5f2580147bb4ec9dacc357326.jpeg)
Menemukan skincare yang cocok untuk kulit bisa menjadi perjalanan yang panjang. Berbagai produk dicoba sebelum akhirnya menemukan formula yang tepat. Namun, proses ini terkadang menimbulkan efek samping, seperti iritasi.
Di tengah maraknya informasi kecantikan, banyak influencer merekomendasikan detoks kulit untuk mengatasi masalah ini. Namun, apa sebenarnya detoks kulit dan perlukah dilakukan? Detoks, atau detoksifikasi, sebenarnya mengacu pada proses membersihkan racun dalam tubuh. Istilah ini kurang tepat digunakan untuk kulit, namun bisa diartikan sebagai usaha membersihkan kulit secara mendalam untuk mencegah efek buruk.
Iritasi Kulit: Tanda dan Penyebab
Iritasi kulit bisa terjadi karena penggunaan skincare yang tidak tepat atau sering gonta-ganti produk tanpa jeda. Beberapa tanda yang umum terlihat adalah munculnya jerawat, kulit kasar, kemerahan, rasa gatal, dan bahkan terbakar.
Salah satu penyebab utama iritasi kulit adalah penggunaan produk kosmetik, termasuk skincare, yang memicu reaksi alergi. Selain itu, penggunaan produk dengan konsentrasi bahan aktif yang tinggi, seperti vitamin C, tanpa memperhatikan toleransi kulit juga bisa menjadi faktor pemicu.
Detoks Kulit: Pandangan Ahli
Ketika iritasi terjadi, apa yang harus dilakukan? Beberapa influencer di media sosial menyarankan detoks skincare dengan menghentikan penggunaan semua produk perawatan kulit untuk sementara waktu. Namun, menurut Dr. Vidyani Adiningtyas, Sp. DVE, seorang ahli dermatologis, sebaiknya menilai kondisi kulit terlebih dahulu.
"Iritasi kulit sering terjadi karena penggunaan serum dengan konsentrasi tinggi seperti vitamin C yang ternyata tidak cocok untuk kulitmu," jelasnya. "Pertama, tentukan tingkat keparahan iritasi. Jika sangat parah, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter untuk penanganan lebih lanjut, seperti perawatan atau penggunaan obat oles."
Untuk iritasi ringan, Dr. Tyas menyarankan untuk tidak melakukan detoks secara ekstrem. Sebaiknya, hindari produk yang mengandung bahan aktif, khususnya serum vitamin C dengan konsentrasi tinggi.
"Cukup hentikan penggunaan produk yang memicu iritasi dan gunakan basic skincare seminimal mungkin," tambah Dr. Tyas. "Kulitmu tetap membutuhkan pembersihan dan perlindungan, terutama jika kamu menggunakan makeup dan berada di ruangan ber-AC. Jangan langsung menerapkan detoks, tetapi perhatikan kondisi kulitmu dan sesuaikan dengan kebutuhannya."
Langkah Mengatasi Iritasi Kulit
Selain perawatan dasar seperti sabun, pelembap, dan tabir surya, pastikan kamu menjalani gaya hidup sehat. Hindari penggunaan makeup dan paparan sinar matahari selama kulitmu mengalami iritasi. Ingat, kulitmu adalah organ yang unik dan membutuhkan perawatan yang tepat.
Jika kamu mengalami iritasi kulit, konsultasikan dengan dokter kulit untuk mendapatkan penanganan yang tepat dan aman. Dokter akan membantu menentukan penyebab iritasi dan memberikan solusi yang sesuai dengan kondisi kulitmu.