:strip_exif():quality(75)/medias/133/45035bf3074f97fc85bbc88002ed9bfd.jpeg)
Menopause adalah penghentian haid secara permanen akibat penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron, yang sering kali menyebabkan gejala yang mengganggu. Gejala ini biasanya mulai muncul beberapa tahun sebelum menopause, dalam fase yang dikenal sebagai pramenopause. Gejala tersebut meliputi serangan rasa panas, berkeringat di malam hari, kekeringan vagina, depresi, dan perubahan suasana hati.
Untuk mengatasi penurunan hormon ini, terdapat terapi pengganti hormon (HRT) yang direkomendasikan untuk perempuan di bawah 40 tahun, dan terapi hormon bagi mereka yang berusia di atas 50 tahun. Meskipun istilahnya mirip, terapi hormon dan terapi pengganti hormon memiliki perbedaan. Terapi hormon mencakup semua jenis terapi yang melibatkan hormon, sementara terapi pengganti hormon khusus digunakan untuk menopause guna menggantikan hormon yang tidak lagi diproduksi oleh tubuh.
Ada dua jenis HRT: terapi estrogen dan terapi kombinasi estrogen-progestin. Konsultasi dengan dokter diperlukan untuk menentukan terapi yang tepat berdasarkan gejala dan riwayat medis.
1. Terapi Estrogen
Terapi ini hanya menggunakan hormon estrogen, biasanya dimulai dengan dosis rendah. Bentuknya bisa berupa pil, koyo yang ditempel di kulit, gel, cincin vagina, krim, atau semprotan.2. Terapi Kombinasi
Terapi ini menggabungkan estrogen dan progestin (hormon yang mirip dengan progesteron). Perempuan yang masih memiliki rahim memerlukan progestin untuk mengurangi risiko kanker rahim, yang meningkat jika hanya mengonsumsi estrogen. Selama masa reproduksi, lapisan rahim luruh saat menstruasi. Jika menstruasi berhenti, estrogen dapat menyebabkan pertumbuhan sel berlebih di rahim, yang berisiko menyebabkan kanker. Terapi kombinasi biasanya tersedia dalam bentuk pil, koyo, atau IUD (alat kontrasepsi dalam rahim).Manfaat dan Risiko
Manfaat utama HRT adalah mengurangi gejala menopause, meningkatkan kualitas hidup, dan menjaga aktivitas. HRT juga dapat menurunkan risiko osteoporosis, memperbaiki suasana hati, dan mengatasi masalah seksual seperti kekeringan vagina.
Namun, HRT juga memiliki risiko, seperti peningkatan risiko kanker rahim (jika hanya mengonsumsi estrogen), risiko penyakit jantung jika terapi dimulai 10 tahun setelah menopause, serta risiko sumbatan pembuluh darah dan stroke. Risiko ini bervariasi tergantung pada kondisi kesehatan individu dan riwayat penyakit keluarga.
Untuk meminimalkan risiko, beberapa orang memilih menjalani HRT kurang dari lima tahun. Dokter akan memantau kondisi dan mengevaluasi kebutuhan untuk melanjutkan terapi.
Pastikan untuk tetap mendapatkan informasi terkini dan berita pilihan melalui ponsel Anda.