EPC: Kunci Menuju Infrastruktur dan Energi yang Lebih Baik

Sabtu, 22 Februari 2025 16:55

Pemerintah terus berupaya untuk mempercepat pembangunan infrastruktur publik dan mencapai target swasembada energi melalui sistem EPC dan pengembangan Migas Non-Konvensional.

illustration EPC Illustration skk migas

Pemerintah terus berupaya untuk mempercepat pembangunan infrastruktur publik, dan salah satu pendekatan yang diandalkan adalah sistem Engineering-Procurement-Construction (EPC). Menteri Pekerjaan Umum (PU), Dody Hanggodo, menekankan pentingnya peran infrastruktur dalam mendukung program strategis nasional. "Infrastruktur masih menjadi prioritas untuk mewujudkan cita-cita Presiden 2024-2029. Swasembada pangan, energi dan air, pelayanan kesehatan, pertahanan dan keamanan, hilirisasi dan industrialisasi, semuanya membutuhkan dukungan infrastruktur yang kuat," ujar Dody.

EPC: Solusi Terintegrasi untuk Infrastruktur

Sistem EPC, yang merupakan bagian dari Project Delivery System (PDS), menawarkan solusi terintegrasi untuk proyek konstruksi. Meskipun banyak diterapkan dalam proyek migas, penerapan EPC di Kementerian PU masih didominasi oleh skema "design and build". Plt. Direktur Pengembangan Jasa Konstruksi, Dicki Rinaldi, menjelaskan keunggulan EPC: "Keunggulan skema pelaksanaan pekerjaan konstruksi terintegrasi adalah kepraktisannya. Owner hanya berurusan dengan satu penyedia jasa saja yang bertanggung jawab atas desain, pengadaan, dan konstruksi proyek."

EPC memiliki beberapa keuntungan lain, termasuk efisiensi waktu karena konsentrasi di satu penyedia jasa mempercepat proses pembangunan, transparansi biaya yang lebih pasti karena semua biaya terintegrasi dalam satu kontrak, dan kualitas terjamin karena satu penyedia jasa bertanggung jawab atas seluruh proses. Namun, keberhasilan EPC juga bergantung pada kompetensi penyedia jasa. "Seluruh mitra jasa konstruksi harus bisa menjadi inkubator pembinaan dan pengembangan kapasitas dan daya saing para penyedia jasa pekerjaan konstruksi terintegrasi," tegas Dicki. Kementerian PU berharap melalui konferensi terkait EPC, seluruh mitra jasa konstruksi dapat memperkuat komitmen membangun ekosistem usaha yang berintegritas, profesional, dan etis, serta berdiskusi dan berbagi pengetahuan untuk menerapkan EPC dalam pembangunan infrastruktur yang lebih baik.

Dorong Swasembada Energi melalui Reaktivasi Sumur Migas

Di sektor energi, pemerintah juga berupaya untuk mencapai target swasembada energi. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) telah mengambil langkah konkret dengan merealisasikan reaktivasi sumur migas yang tidak aktif. Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto, menjelaskan bahwa pihaknya telah mengidentifikasi sejumlah sumur migas yang belum dikembangkan oleh Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS). "Ada sejumlah temuan di masa lalu yang belum dikembangkan, padahal cost-nya sudah keluar," ujar Dwi.

Pemerintah kini memiliki dasar hukum yang lebih kuat untuk mengambil alih sumur-sumur tersebut berdasarkan Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 110.K/MG.01/MEM.M/2024 tentang Pedoman Pengembalian Bagian Wilayah Kerja Potensial Yang Tidak Diusahakan Dalam Rangka Optimalisasi Produksi Minyak dan Gas Bumi. Keputusan ini memberikan pemerintah kewenangan untuk mengambil alih sumur yang tidak aktif dalam waktu 3 tahun sejak ditemukannya potensi minyak dan gas. "Kita sedang dalam proses diskusi dengan KKKS agar seluruh rekomendasi terhadap undeveloped discovery, EOR, POD, idle field, idle well itu siap. Dan yang tidak ada rencana untuk dikembangkan, ya itu harus dikembalikan ke negara," tegas Dwi.

Pengembangan Migas Non-Konvensional: Potensi Baru untuk Ketahanan Energi

Pertamina Hulu Rokan (PHR) juga ikut berkontribusi pada target swasembada energi dengan mengembangkan proyek Migas Non-Konvensional (MNK) di Wilayah Kerja (WK) Rokan. EVP Upstream Business Pertamina Hulu Rokan, Andre Wijanarko, menjelaskan salah satu proyek MNK yang sedang berjalan adalah Sumur Gulamo DET-1. "Proses main fracturing atau perekahan utama pada lapisan formasi Brownshale telah berhasil dilakukan. Hasil awal dari uji alir hidrokarbon (flowback test) menunjukkan indikasi positif adanya aliran hidrokarbon minyak dan gas (migas)." PHR optimistis dengan hasil ini, pengembangan MNK di Rokan akan terus berjalan sesuai rencana.

"Evaluasi keekonomian proyek masih terus dilakukan. Kami optimis bahwa dengan data yang semakin lengkap, evaluasi keekonomian akan semakin akurat," tambah Andre. Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, Hudi D. Suryodipuro, juga menyambut baik progres MNK di Gulamo. "Hasil fracturing MNK Gulamo di Blok Rokan memiliki potensi besar untuk berkontribusi pada penemuan migas baru untuk mendukung ketahanan nasional dan sejalan dengan rencana long term plan (LTP). Keberhasilan Teknologi fracturing yang digunakan dalam proyek MNK Gulamo akan menjadi langkah untuk implementasi di lapangan MNK lainnya," ujar Hudi.

Artikel terkait

Atasi Kantuk Siang Hari: 5 Tips Jitu untuk Tetap Fokus
Boost Energi Tubuh: 5 Makanan & Minuman Penambah Stamina
Menyibak Misteri Mengapa Pesawat Jarang Terbang di Atas Tibet
Atasi Rasa Ngantuk yang Mengganggu: 10 Tips Jitu Kembalikan Energi
Mobil Listrik Jarak Jauh Segera Terwujud Berkat Baterai Canggih!
Tantangan dan Peluang Investasi di Sektor Energi Terbarukan Indonesia
Mulai Hari dengan Semangat, Tanpa Secangkir Kopi
Rahasia Tersembunyi: Bangunan Palsu di New York dan Kota Lainnya
Manfaat Daun Kelor: Meningkatkan Energi hingga Melawan Penyakit Kronis
Merasa Lesu Padahal Sehat? 7 Penyebab yang Mungkin Tak Disadari!
Dietmu Berhasil Walau Tak Terlihat? Cek 7 Tanda Ini!
Telur: Rahasia Kesehatan Sehari-hari yang Sering Terlupakan