Dampak Penggunaan Botol Susu pada Perkembangan Anak
Penggunaan botol susu dapat memudahkan ibu dalam memberikan ASI perah (ASIP) atau susu formula (sufor), terutama bagi mereka yang kembali bekerja setelah cuti melahirkan atau memiliki bayi dengan kondisi tertentu. Namun, dr. I.G.A.N Partiwi, SpA, MARS, mengingatkan bahwa penggunaan botol susu tidak selalu menguntungkan bagi perkembangan anak.
"Penggunaan botol susu pasti memengaruhi pertumbuhan gigi dan dampaknya cukup besar," jelasnya saat peluncuran SofTouch™ Nursing Bottle Biomass PP Wide Neck dari Pigeon di Jakarta.
Setiap bayi memiliki fase pertumbuhan yang penting, termasuk refleks mengisap yang sudah ada sejak dalam kandungan. Refleks ini memungkinkan bayi untuk menyusui dari puting ibu segera setelah lahir dan berlangsung hingga 12 bulan. Seiring waktu, bayi akan mulai belajar mengunyah dan mengonsumsi makanan pendamping ASI (MPASI).
Namun, setelah bayi berusia enam bulan, sebaiknya penggunaan botol susu dihentikan. "Kita perlu mempersiapkan bayi untuk tidak menggunakan botol susu. Semakin baik persiapannya, semakin mudah bayi lepas dari botol. Harapannya, setelah satu tahun, bayi tidak lagi menggunakan botol susu," ujar Tiwi.
Penggunaan botol susu dapat mengganggu pertumbuhan gigi, seperti menyebabkan gigi tonggos, dan menghambat proses mengunyah yang sempurna. Tiwi menekankan bahwa menyusui langsung dari puting ibu (direct breastfeeding) adalah cara terbaik untuk memberikan susu kepada bayi.
Ia juga menyarankan agar jika terpaksa menggunakan botol susu, penggunaannya tidak dilanjutkan hingga bayi berusia lebih dari dua tahun.