Health

Nyeri Sendi Menyebar? Waspadai Gejala Serius Ini

Merasakan nyeri sendi di seluruh tubuh? Kondisi ini tak boleh diabaikan, karena bisa menjadi indikasi berbagai masalah kesehatan serius. Rasa sakit, yang bisa ringan hingga hebat, membutuhkan perhatian medis segera untuk diagnosis dan pengobatan tepat.

Penyebab Nyeri Sendi di Seluruh Tubuh

Beragam faktor dapat memicu nyeri sendi yang meluas. Salah satu penyebab utamanya adalah kondisi autoimun. Pada kondisi ini, sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan sehat, menyebabkan peradangan dan rasa sakit pada persendian. Beberapa contoh kondisi autoimun yang terkait dengan nyeri sendi meliputi artritis reumatoid, lupus eritematosus sistemik, dan artritis psoriatis. Arthritis reumatoid, misalnya, ditandai dengan peradangan parah pada sendi. Sedangkan lupus, kondisi kronis yang menyerang berbagai organ, juga berdampak pada persendian, otak, kulit, dan ginjal. Artritis psoriatis, yang menyerang sekitar 1 dari 5 penderita psoriasis, juga dapat menyebabkan nyeri sendi yang signifikan.

Selain itu, infeksi virus juga bisa menjadi pemicu. Virus seperti COVID-19, misalnya, kerap memicu nyeri sendi sebagai salah satu gejalanya. "Virus seperti COVID-19 bisa menyebabkan nyeri sendi sebagai salah satu gejalanya," ungkap seorang ahli kesehatan. Gejala lain yang menyertai bisa berupa demam, sakit kepala, batuk, sesak napas, dan hilangnya indera penciuman atau perasa. Kondisi pasca-infeksi virus, seperti sindrom pasca-virus atau COVID jangka panjang, juga dapat menyebabkan nyeri sendi yang menetap.

Penyakit asam urat atau encok juga perlu diwaspadai. Tingginya kadar asam urat dalam darah membentuk kristal di sendi, mengakibatkan peradangan, pembengkakan, dan nyeri. Meskipun biasanya hanya menyerang satu sendi, dalam kasus yang jarang, asam urat dapat menyerang banyak sendi sekaligus (asam urat poliartikular).

Osteoartritis merupakan penyebab lain yang perlu diperhatikan. Jenis radang sendi ini berkembang perlahan, umumnya setelah usia 45 tahun, akibat pengikisan tulang rawan pelindung di antara tulang. Akibatnya, penderita mengalami nyeri dan kekakuan sendi.

Artritis reaktif juga bisa menjadi penyebabnya. Peradangan sendi ini dapat muncul setelah infeksi, seperti keracunan makanan atau infeksi menular seksual. Sendi yang sering terdampak adalah sendi pinggul, lutut, pergelangan kaki, dan jari kaki. Biasanya, kondisi ini sembuh dengan sendirinya setelah beberapa bulan.

Sindrom Kelelahan Kronis (ME/CFS) juga dapat menyebabkan nyeri sendi. Kondisi ini bisa berkembang setelah infeksi virus, dengan gejala yang meliputi nyeri sendi dan kelelahan yang berkepanjangan.

Beberapa kondisi lain juga dapat menyebabkan nyeri sendi. Di antaranya tendinitis (peradangan pada tendon), bursitis (peradangan pada kantung cairan yang melindungi sendi), fibromyalgia (nyeri dan titik-titik nyeri di seluruh tubuh), cedera (patah tulang atau terkilir), serta demam dan ruam.

Kesimpulannya, nyeri sendi di seluruh tubuh bisa menjadi gejala berbagai kondisi, mulai dari asam urat hingga kondisi autoimun dan komplikasi pasca-infeksi. "Nyeri sendi bisa menjadi gejala dari berbagai kondisi, mulai dari asam urat hingga kondisi autoimun dan komplikasi pasca-infeksi," tegas pakar medis. Oleh karena itu, konsultasi dengan dokter sangat penting untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat.

Jangan menunda untuk memeriksakan diri ke dokter jika Anda mengalami nyeri sendi yang menyebar dan tak kunjung sembuh. Diagnosis dini sangat krusial untuk mencegah komplikasi lebih lanjut dan memastikan pengobatan yang efektif.