Waspada! TBC Ancam Anak-Anak di Indonesia, Kenali Gejala Dini untuk Selamatkan Si Kecil
Indonesia menduduki peringkat kedua dunia dengan jumlah kasus tuberkulosis (TBC) tertinggi setelah India. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan terdapat 969.000 kasus TBC di Indonesia, sementara angka notifikasi saat ini mencapai 717.941 kasus. Kondisi ini semakin memprihatinkan mengingat angka tuberkulosis resisten obat (TB RO) juga terus meningkat, menjadi ancaman serius bagi kesehatan masyarakat.
Waspada! TBC Ancam Kesehatan Anak
Anak-anak, dengan sistem imun yang masih berkembang, sangat rentan terhadap infeksi TBC. Oleh karena itu, orang tua perlu waspada dan mengenali gejala TBC sejak dini. Deteksi dini sangat penting untuk meningkatkan peluang kesembuhan dan mencegah penularan ke orang lain.
Berikut beberapa tanda yang perlu diwaspadai oleh orang tua:
- Kelelahan dan Lemas: Anak yang tampak lunglai dan lemas, meskipun sudah mendapatkan asupan makanan yang cukup, bisa menjadi tanda TBC.
- Keringat Malam: Keringat malam yang berlebihan, meskipun anak telah cukup tidur dan tercukupi gizinya, bisa menjadi tanda tubuh melawan infeksi TB.
- Batuk yang Tak Kunjung Sembuh: Batuk yang berlangsung lebih dari dua minggu, terutama jika tidak kunjung sembuh, patut diwaspadai.
- Pembengkakan Kelenjar Getah Bening: Pembengkakan kelenjar getah bening di bagian leher, ketiak kanan dan kiri juga perlu diwaspadai.
- Demam Berkepanjangan: Meskipun tidak tinggi, demam yang konsisten selama beberapa waktu bisa menjadi tanda infeksi TB.
Jika anak menunjukkan gejala-gejala di atas, segera konsultasikan dengan dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut. Selain memperhatikan gejala, penting untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat di rumah, terutama bagi keluarga yang memiliki anggota dengan riwayat TBC.
"Ingat, deteksi dini TBC pada anak dapat meningkatkan peluang kesembuhan dan mencegah penularan ke orang lain." - WHO