Gangguan Layanan Indodax: Serangan Siber dan Keamanan Aset Nasabah

Sabtu, 14 Juni 2025 06:35

Indodax, platform jual beli aset kripto terbesar di Indonesia, mengalami gangguan selama tiga hari akibat serangan siber. CEO Oscar Darmawan menjelaskan langkah investigasi keamanan yang diambil dan memastikan keamanan dana nasabah.

© copyright Tima Miroshnichenko - Pexels

Layanan jual beli aset kripto terbesar di Indonesia, Indodax, tidak dapat diakses pada Jumat pagi, 13 September 2024. Ini adalah hari ketiga platform tersebut mengalami gangguan setelah serangan siber yang terjadi pada Rabu lalu.

Para nasabah Indodax mempertanyakan kapan layanan akan kembali normal dan khawatir tentang keamanan aset mereka, baik dalam bentuk kripto maupun rupiah. Tim kami mencoba mengakses aplikasi dan website Indodax, tetapi tidak ada cara untuk masuk ke layanan tersebut.

Di media sosial seperti X, Facebook, dan Instagram, Indodax justru mengadakan giveaway dengan hadiah tertentu untuk pengguna. Namun, postingan tersebut dipenuhi komentar yang menanyakan kapan layanan akan kembali dapat diakses dan bagaimana keamanan aset nasabah.

CEO Indodax, Oscar Darmawan, dalam video yang diunggah di Instagram, menyatakan bahwa mereka sedang melakukan investigasi keamanan dengan bantuan ahli forensik siber eksternal. Langkah ini diambil untuk memastikan sistem dapat kembali online tanpa risiko keamanan. "Kami akan rutin memberikan pembaruan mengenai perkembangan investigasi ini. Forensik keamanan siber dilakukan pada seluruh database, perangkat lunak, dan server Indodax," jelas Oscar.

Oscar menegaskan bahwa dana rupiah dan aset cryptocurrency nasabah tetap aman. "Dalam waktu dekat, kami akan mengeluarkan bukti cadangan (proof of reserve) yang menunjukkan bahwa aset kripto di Indodax 100 persen sesuai dengan saldo wallet masing-masing nasabah," tambahnya.

Informasi awal mengenai peretasan Indodax dilaporkan oleh akun X @CyversAlerts, sebuah perusahaan keamanan Web3, pada Rabu, 11 September 2024. Mereka melaporkan adanya transaksi mencurigakan senilai 14,4 juta dolar AS (sekitar Rp 221 miliar) yang dilakukan secara bertahap. "Alamat mencurigakan tersebut telah menampung 14,4 juta USD dan menukar token tersebut dengan Ether," tulis akun tersebut. Insiden ini mengakibatkan semua layanan, termasuk transaksi kripto di website, tidak dapat dilakukan.

Artikel terkait

Data Pribadi 6 Juta Wajib Pajak Indonesia Bocor, Bahaya Kebocoran Data Makin Mengganas
Serangan Ransomware Bashe: BRI Pastikan Keamanan Data Nasabah
Ancaman Baru: AI Ciptakan Malware yang Berkembang Sendiri
Waspada! Penipuan Online di WhatsApp Marak, Lindungi Diri Anda dengan 5 Tips Ini
Waspada! Ancaman Phishing Mengintai Pengguna iPhone 16
Waspada! SMS Antar iPhone dan Android Rentan Disadap
Waspada! Serangan Evil Twin mengintai di Bandara, Ancaman Nyata Pencurian Data
Kolaborasi Sindikat dan Negara: Serangan Siber Makin Canggih dan Sulit Ditebak
Indodax Masih Lumpuh, Nasabah Gelisah Soal Keamanan Aset
Waspada Penipuan Phishing Pasca Peluncuran iPhone 16
Kewaspadaan Terhadap Kejahatan Siber: Pentingnya Kata Sandi yang Kuat
MediaTek Luncurkan Dimensity 9400: Chipset Flagship Baru untuk Performa dan AI Lebih Canggih