Gangguan Layanan Indodax: Serangan Siber dan Keamanan Aset Nasabah

Selasa, 24 September 2024 01:27

Indodax, platform jual beli aset kripto terbesar di Indonesia, mengalami gangguan selama tiga hari akibat serangan siber. CEO Oscar Darmawan menjelaskan langkah investigasi keamanan yang diambil dan memastikan keamanan dana nasabah.

© copyright Tima Miroshnichenko - Pexels

Layanan jual beli aset kripto terbesar di Indonesia, Indodax, tidak dapat diakses pada Jumat pagi, 13 September 2024. Ini adalah hari ketiga platform tersebut mengalami gangguan setelah serangan siber yang terjadi pada Rabu lalu.

Para nasabah Indodax mempertanyakan kapan layanan akan kembali normal dan khawatir tentang keamanan aset mereka, baik dalam bentuk kripto maupun rupiah. Tim kami mencoba mengakses aplikasi dan website Indodax, tetapi tidak ada cara untuk masuk ke layanan tersebut.

Di media sosial seperti X, Facebook, dan Instagram, Indodax justru mengadakan giveaway dengan hadiah tertentu untuk pengguna. Namun, postingan tersebut dipenuhi komentar yang menanyakan kapan layanan akan kembali dapat diakses dan bagaimana keamanan aset nasabah.

CEO Indodax, Oscar Darmawan, dalam video yang diunggah di Instagram, menyatakan bahwa mereka sedang melakukan investigasi keamanan dengan bantuan ahli forensik siber eksternal. Langkah ini diambil untuk memastikan sistem dapat kembali online tanpa risiko keamanan. "Kami akan rutin memberikan pembaruan mengenai perkembangan investigasi ini. Forensik keamanan siber dilakukan pada seluruh database, perangkat lunak, dan server Indodax," jelas Oscar.

Oscar menegaskan bahwa dana rupiah dan aset cryptocurrency nasabah tetap aman. "Dalam waktu dekat, kami akan mengeluarkan bukti cadangan (proof of reserve) yang menunjukkan bahwa aset kripto di Indodax 100 persen sesuai dengan saldo wallet masing-masing nasabah," tambahnya.

Informasi awal mengenai peretasan Indodax dilaporkan oleh akun X @CyversAlerts, sebuah perusahaan keamanan Web3, pada Rabu, 11 September 2024. Mereka melaporkan adanya transaksi mencurigakan senilai 14,4 juta dolar AS (sekitar Rp 221 miliar) yang dilakukan secara bertahap. "Alamat mencurigakan tersebut telah menampung 14,4 juta USD dan menukar token tersebut dengan Ether," tulis akun tersebut. Insiden ini mengakibatkan semua layanan, termasuk transaksi kripto di website, tidak dapat dilakukan.

Artikel terkait

Cara Menghapus Iklan Mengganggu di Ponsel Anda
Pentingnya Mengaktifkan Mode Pesawat Sebelum Penerbangan
Cara Mengaktifkan Fitur Hotspot di iPhone
Fitur Baru Google untuk Ponsel Android dan Wear OS
Tips Aman untuk Pendakian Tektok
Tekno Tips Aman untuk Pendakian Tektok

21 September 2024 20:56

Kewaspadaan Berkendara: Teknik Putar Balik yang Aman untuk Semua Pengendara
Tanggung Jawab Krusial Awak Kabin dalam Menjaga Keamanan Penerbangan
Konferensi Kecerdasan Buatan dan Blockchain: Tantangan dan Peluang di Sektor Kesehatan
Cara Mengatasi Speaker Ponsel yang Kemasukan Air
Panduan Menggunakan Truecaller untuk Melacak Nomor HP
Panduan Balik Nama Sertifikat Tanah Setelah Pemilik Lama Meninggal
Panduan Mengaktifkan dan Menggunakan NFC di iPhone