Stop Takut-takutkan Anak! Dampak Buruknya Tak Terduga

Minggu, 12 Januari 2025 20:44

Menakut-nakuti anak mungkin dianggap sepele, namun dapat berdampak buruk bagi perkembangan anak. Ketahui dampak negatifnya dan cara membangun ikatan yang sehat dan kuat.

illustration menakut-nakuti anak © copyright Skyler Ewing - Pexels

Menakut-nakuti anak menjadi salah satu kebiasaan yang sering dilakukan orang tua. Entah untuk membuat anak menurut, agar tidak nakal, atau bahkan hanya sekadar bercanda. Namun, tindakan yang mungkin dianggap sepele ini dapat memiliki dampak negatif yang besar bagi perkembangan anak.

Dampak Buruk Menakut-nakuti Anak

Menurut Dokter Spesialis Anak, Kurniawan Satria Denta, menakut-nakuti anak hingga menangis bukanlah cara yang tepat untuk memperkuat ikatan. "Menakut-nakuti anak hingga menangis bukan cara yang tepat untuk memperkuat ikatan dengan mereka," tegas Dokter Spesialis Anak, Kurniawan Satria Denta. "Justru, hal ini bisa merusak kepercayaan dan rasa aman anak, yang sangat penting untuk membangun hubungan yang kuat."

Psikolog Anak dan Keluarga, Samanta Elsener, juga mengamini hal tersebut. "Menakut-takutkan anak tidak membuat mereka merasa dicintai dengan tulus. Ibu, yang seharusnya menjadi tempat paling aman, justru bisa menjadi sumber ketakutan bagi anak," jelasnya.

Alih-alih memperkuat ikatan, menakut-nakuti anak justru bisa membuat mereka merasa tidak aman dan insecure. Hal ini bisa memicu trauma dan berdampak negatif pada perkembangan emosional anak. Anak-anak yang sering ditakut-takuti cenderung memiliki rasa takut yang berlebihan, sulit beradaptasi dengan lingkungan baru, dan memiliki kesulitan dalam membangun kepercayaan diri.

Membangun Ikatan yang Sehat dan Kuat

Sebagai orang tua, kita perlu memahami bahwa anak membutuhkan rasa aman dan nyaman untuk tumbuh dan berkembang. Hindarilah tindakan yang membuat anak merasa takut atau terancam. Sebaliknya, luangkan waktu untuk bermain, membacakan buku, bersepeda bersama, memeluk, dan memuji anak. Dengan melakukan hal-hal positif ini, kita dapat membantu anak merasa dicintai dan aman, serta membangun hubungan yang lebih sehat dan kuat.

Membangun ikatan yang kuat dengan anak membutuhkan ketelatenan dan kesabaran. Alih-alih menakut-nakuti, ciptakan lingkungan yang penuh kasih sayang dan rasa aman. Dengan begitu, anak akan tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri, mandiri, dan bahagia.

Artikel terkait

Tips Liburan Aman: Jaga Si Kecil Tetap Terpantau di Tengah Keramaian
Stop Memberi Botol Susu pada Anak Setelah Usia Dua Tahun, Ini Alasannya!
Mahasiswa UI Ajak Anak-Anak di Kampung Melati Belajar Menabung dengan Cara Kreatif
Rahasia Menjadi Teman Curhat yang Sejati: Lebih dari Sekedar Mendengarkan
Watak Keras: Hasil Pola Asuh yang Kurang Tepat?
Rahasia Mengajarkan Anak Menggosok Gigi dengan Seru dan Mudah
Trauma Ibu: Beban Emosional Berat yang Membutuhkan Proses Penyembuhan Panjang
Membuat Orang Tua Bahagia dengan Menggali Kenangan Masa Muda
Ibu Suportif, Pengaruh Nyata pada Kecerdasan Anak?
Memeriksa Ponsel Anak: Batas Antara Lindungi dan Overprotektif
Waspada! Kental Manis Ancam Kesehatan Anak: Kenali Risiko dan Pilih Alternatif Sehat
Mencegah Anak Terjerumus Kriminal: Panduan Lengkap untuk Membangun Fondasi Kuat