:strip_exif():quality(75)/medias/764/7bdcb0701818c69fc6b6b5bee6e28ea1.jpeg)
Stres yang dialami dalam jangka waktu lama ternyata dapat menjadi ancaman serius bagi kesehatan jantung. Hal ini diungkapkan oleh Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah, Rio Probo Kaneko. Menurutnya, paparan stres dalam waktu yang lama meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit jantung.
Bagaimana Stres Mempengaruhi Jantung?
Ketika seseorang mengalami stres, tubuh akan melepaskan hormon seperti epinefrin, kortisol, dan dopamin dalam jumlah berlebihan. Pelepasan hormon ini memberi sinyal buruk bagi jantung, menyebabkan organ vital tersebut bekerja lebih keras dan detak jantung meningkat.
Lebih lanjut, Rio menjelaskan bahwa penelitian menunjukkan adanya hubungan erat antara stres berkepanjangan dan penyakit jantung. Stres dapat menyebabkan beberapa efek negatif pada tubuh, seperti meningkatkan kadar lemak dalam tubuh, memicu peradangan pada pembuluh darah, dan meningkatkan tekanan darah. Kondisi ini meningkatkan risiko penyakit jantung koroner dan masalah jantung lainnya.
Jangan Panik, Stres Jangka Pendek Aman
Namun, Anda tidak perlu khawatir jika stres yang Anda alami hanya berlangsung sesaat. Risiko terkena penyakit jantung akibat stres hanya muncul setelah seseorang mengalami kondisi tersebut selama 6 hingga 12 bulan.
Mengelola Stres untuk Jaga Kesehatan Jantung
Sebagai Wakil Ketua PERKI Purwokerto, Rio menekankan pentingnya mengelola stres untuk menjaga kesehatan jantung. Ia menyarankan untuk membagikan perasaan cemas kepada orang terdekat atau berkonsultasi dengan psikiater untuk mengekspresikan emosi dan mengatasi perasaan tidak nyaman.
Berikut beberapa langkah yang bisa Anda ambil untuk mengelola stres:
- Menjaga pola tidur yang baik.
- Bercerita kepada orang terpercaya.
- Melakukan aktivitas fisik secara teratur.
- Mengadopsi teknik relaksasi, seperti meditasi atau yoga.
- Mengunjungi psikiater.
Dengan mengelola stres dengan baik, Anda dapat menjaga kesehatan jantung dan mencegah dampak negatifnya.