:strip_exif():quality(75)/medias/1719/748ac696e83c7cd06bf2e0f25df2d2bb.jpeg)
Ketakutan terhadap kanker seringkali memicu munculnya mitos yang beredar di masyarakat. Dr. Andhika Rachman, Spesialis Penyakit Dalam Hematologi Onkologi di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta, memberikan penjelasan mengenai beberapa mitos yang sering muncul tentang kanker.
Mitos Kopi dan Kanker
Salah satu mitos populer yang beredar adalah kopi dapat mencegah kematian akibat kanker. Benarkah demikian? Dr. Andhika menjelaskan, "Minum kopi tidak langsung membuat Anda kebal kanker." Ia menambahkan, "Namun, minum tiga gelas kopi sehari memang bermanfaat untuk kesehatan jantung dan kopi juga kaya antioksidan."
Dr. Andhika menegaskan bahwa kopi bukanlah obat utama untuk kanker, melainkan berfungsi sebagai anti-inflamasi dan antioksidan. Penting untuk diingat bahwa pasien yang mengonsumsi kopi perlu memperhatikan kondisi kesehatan mereka, khususnya bagi mereka yang memiliki tekanan darah tinggi atau gangguan lambung.
Mitos Kuku dan Kanker
Mitos lainnya yang sering terdengar adalah kuku dapat mendeteksi kanker. Dr. Andhika menjelaskan bahwa kuku memang bisa menunjukkan tanda-tanda anemia, gambaran metabolisme secara keseluruhan, dan kadar kalsium dalam tubuh. "Jika ada garis-garis di kuku, bisa jadi itu pertanda gangguan pembentukan, tetapi tidak selalu terkait dengan kanker," jelasnya. "Kemungkinan besar itu disebabkan oleh gangguan gizi."
Kuku juga dapat menjadi indikator kekurangan oksigen atau hipoksia kronis yang sering terjadi pada pasien kanker paru. Ciri khasnya adalah kuku menjadi membengkak dan tidak ada celah saat dirapatkan. Namun, perlu diingat bahwa perubahan pada kuku tidak selalu menandakan kanker dan perlu dikonfirmasi dengan pemeriksaan lebih lanjut oleh dokter.
Mitos Rebahan dan Kanker Pankreas
Mitos yang sering beredar terkait dengan kanker pankreas adalah kebiasaan rebahan dapat meningkatkan risiko terkena penyakit tersebut. Dr. Andhika menepis mitos tersebut dengan menjelaskan bahwa kanker pankreas biasanya terjadi setelah penyakit metabolik lain, yang diakibatkan oleh gaya hidup kurang gerak, kegemukan, dan perlemakan hati.
"Kebiasaan rebahan memang bisa menyebabkan seseorang menjadi tidak aktif, lebih mudah gemuk, dan mengalami perlemakan hati, tetapi itu tidak hanya meningkatkan risiko kanker pankreas, tetapi juga kanker secara umum," jelasnya. "Yang perlu diingat adalah rebahan itu sendiri tidak menyebabkan kanker."
Penting untuk memahami bahwa kanker pankreas, seperti jenis kanker lainnya, memiliki faktor risiko yang kompleks. Meskipun kebiasaan rebahan dapat berkontribusi pada beberapa faktor risiko tersebut, itu bukanlah penyebab langsung dari kanker pankreas.
Kesimpulan
Informasi yang akurat tentang kanker sangat penting untuk menghindari kesalahpahaman dan mitos yang beredar di masyarakat. Konsultasikan dengan dokter jika Anda memiliki pertanyaan atau kekhawatiran tentang kanker. Dokter dapat memberikan informasi yang benar dan tepat berdasarkan kondisi Anda.