:strip_exif():quality(75)/medias/1831/479921c21d20bf40bbc541bd94b2549a.jpeg)
Stroke, penyakit yang sering dikaitkan dengan usia lanjut, kini menjadi ancaman serius bagi kaum muda. Meningkatnya kasus stroke pada usia muda menjadi perhatian serius di dunia medis. Menurut Prof. dr. Hamed Oemar, MD, PhD, Sp.JP (K) FIHA, FJCC, ahli jantung terkemuka, jumlah kasus stroke pada orang muda meningkat drastis hingga 67% dalam satu dekade terakhir.
Ancaman Stroke di Usia Muda: Mengapa dan Bagaimana?
Meningkatnya kasus stroke di usia muda menjadi sorotan karena berdampak besar, baik secara ekonomi maupun sosial. Perawatan medis yang panjang dan mahal harus ditanggung, padahal masa produktif mereka masih panjang. Bayangkan, seorang anak muda yang tengah berjuang meraih mimpi, harus terhenti karena stroke. Tidak hanya individu, keluarga dan masyarakat pun merasakan dampaknya.
Peningkatan kasus stroke pada usia muda disebabkan oleh beberapa faktor. Gaya hidup tidak sehat menjadi salah satu penyebab utamanya. Kebiasaan merokok, konsumsi alkohol berlebihan, dan pola makan yang buruk dapat meningkatkan risiko stroke. Faktor genetik juga berperan penting. Riwayat keluarga yang pernah terkena stroke dapat meningkatkan risiko seseorang terkena stroke di usia muda.
“Sekarang, bahkan anak-anak sekolah dasar pun berisiko terkena stroke, meskipun kasusnya tidak banyak,” ujar dr. Hamed Oemar dalam acara Talkshow Online 'World Heart Day' yang diselenggarakan oleh RSPON Jakarta. Pernyataan ini menjadi alarm bagi kita semua untuk lebih waspada terhadap penyakit stroke, bahkan di usia muda.
Stroke terjadi ketika aliran darah ke otak terputus secara tiba-tiba. Akibatnya, sel-sel otak mati karena kekurangan oksigen dan nutrisi. Hal ini menyebabkan gangguan fungsi tubuh yang dikendalikan oleh area otak yang rusak. Gejala stroke dapat bervariasi, mulai dari kesulitan berbicara, kelemahan pada salah satu sisi tubuh, pusing, hingga kehilangan kesadaran.
Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko stroke pada usia muda meliputi:
- Riwayat Keluarga: Memiliki anggota keluarga yang pernah terkena stroke.
- Obesitas: Kelebihan berat badan dapat meningkatkan tekanan darah dan kolesterol.
- Hipertensi: Tekanan darah tinggi dapat merusak pembuluh darah.
- Gangguan Irama Jantung: Kondisi ini dapat menyebabkan pembekuan darah yang bisa menyumbat pembuluh darah di otak.
- Merokok: Merokok meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.
- Konsumsi Alkohol: Alkohol dapat meningkatkan tekanan darah dan merusak pembuluh darah.
- Jenis Kelamin: Pria lebih berisiko terkena stroke dibanding wanita.
Meskipun menakutkan, stroke dapat dicegah dengan menerapkan gaya hidup sehat. Berikut beberapa langkah penting yang dapat Anda lakukan:
- Berhenti Merokok: Merokok adalah salah satu faktor utama yang meningkatkan risiko stroke.
- Makan Sehat: Konsumsi makanan bergizi seimbang dengan mengurangi asupan lemak jenuh dan kolesterol.
- Berolahraga Secara Teratur: Olahraga membantu menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah.
- Menghindari Alkohol: Batasi atau hindari konsumsi alkohol.
- Periksa Kesehatan Secara Berkala: Melakukan pemeriksaan kesehatan rutin dapat membantu mendeteksi faktor risiko stroke sejak dini.
Jangan anggap remeh ancaman stroke di usia muda. Dengan menerapkan gaya hidup sehat, kita bisa mengurangi risiko dan melindungi diri dari penyakit berbahaya ini. Segera konsultasikan dengan dokter jika Anda mengalami gejala stroke. Perawatan medis yang tepat dapat membantu meminimalkan dampak stroke dan meningkatkan peluang pemulihan.