Hujan Badai di Mekah: Pegunungan Hijau Muncul, Mengingatkan Kejadian 2015

Senin, 9 Desember 2024 19:20

Hujan badai yang melanda Mekah, Arab Saudi, pada bulan Agustus 2024, menyebabkan perubahan drastis di wilayah tersebut, dari gersang menjadi hijau subur. Fenomena ini memicu spekulasi tentang tanda kiamat, namun Ulama Tafsir Quran Prof. Quraish Shihab menegaskan bahwa tidak semua perubahan lingkungan dapat dikaitkan dengan tanda kiamat.

illustration Hujan Badai Mekah © copyright Pixabay - Pexels

Video yang beredar di media sosial memperlihatkan perubahan dramatis di Mekah, Arab Saudi, yang biasanya gersang, kini tampak hijau dan subur. Fenomena ini terjadi akibat hujan badai yang melanda wilayah tersebut pada bulan Agustus 2024, menyita perhatian banyak netizen, terutama di TikTok.

Gangguan Aktivitas dan Dampak Hujan Badai

Hujan badai tersebut tak hanya menghadirkan pemandangan menakjubkan, tetapi juga mengganggu aktivitas masyarakat. Jamaah umrah mengalami kesulitan saat tawaf karena hujan deras dan tergelincir di lantai yang basah. Angin kencang menerbangkan beberapa benda di sekitar Ka'bah, dan petir bahkan menyambar hotel Fairmont Makkah Clock Royal Tower. Sekolah dan lalu lintas juga terdampak.

Juru bicara Pusat Nasional untuk Meteorologi, Hussain al-Qahtani, menjelaskan bahwa badai tersebut membawa angin dengan kecepatan lebih dari 80 kilometer per jam. Di wilayah Al-Kakiyyah, Mekah, tercatat hujan 45 milimeter dalam waktu 24 jam. Kondisi ini mengingatkan pada badai di tahun 2015 yang menyebabkan jatuhnya derek di Masjidil Haram, menewaskan lebih dari 100 orang.

Warga setempat mengungkapkan bahwa bulan Agustus biasanya membawa angin kencang ke Mekah, tetapi badai kali ini merupakan salah satu yang terburuk. Setelah badai reda, pemandangan hijau yang tidak biasa muncul, kontras dengan kondisi gersang biasanya.

Fenomena Perubahan Iklim dan Spekulasi Tanda Kiamat

Perubahan iklim di Arab Saudi bukanlah fenomena yang pertama kali terjadi. Pada tahun 2023, wilayah tersebut juga mengalami perubahan serupa, memicu spekulasi tentang tanda kiamat. Terkait hal ini, Prof. Quraish Shihab, Ulama dan Guru Besar Tafsir Quran, menjelaskan bahwa tidak semua daerah di Arab Saudi tandus. Beberapa daerah, seperti Taif, sudah lama ditumbuhi tanaman hijau. Ia menegaskan bahwa perubahan ini tidak serta merta bisa dianggap sebagai tanda kiamat.

“Beberapa tanda kiamat memang sudah terlihat, seperti kedurhakaan anak terhadap orang tua dan perlombaan membangun gedung tinggi. Namun, ada tanda besar yang belum muncul, seperti matahari terbit dari barat,” ujar Shihab.

Fenomena perubahan iklim di Arab Saudi menjadi sorotan, mengingatkan bahwa perubahan lingkungan dapat terjadi di mana pun dan kapan pun. Hal ini penting untuk diwaspadai dan menjadi bahan refleksi bagi semua pihak.

Artikel terkait

Google Earth Perlihatkan Sejarah Bumi: Lihat Transformasi Dunia Selama 80 Tahun!
Melestarikan Surga: Yunani Berjuang Menyeimbangkan Pariwisata dan Kelestarian
Perubahan Iklim Picu Meningkatnya Risiko Bencana Alam di Indonesia
Perubahan Pegunungan Mekah Menjadi Hijau: Fenomena Alam atau Tanda Kiamat?
Perubahan Iklim dan Hijau Gurun Sahara: Dampak Banjir Ekstrem
Bill Gates Turun Peringkat, Filantropi Jadi Faktor Utama
Mimpi Tinggal di Italia Semakin Dekat? Aturan Kewarganegaraan Diusulkan Dipermudah
Ramadhan 2025 Segera Tiba! Simak Tanggal Awal Puasa dan Idul Fitri
Terkuak! Rahasia Posisi Duduk Pramugari Saat Pesawat Lepas Landas dan Mendarat
Skandal Perselingkuhan Politikus Demokrat: Tuduhan Anak dan Tanggapan Partai
Gibran Rakabuming Raka Resmi Jadi Pelaksana Tugas Presiden
Batu Ganjal Pintu Nenek di Romania Ternyata Harta Karun Amber Terbesar di Dunia