Lifestyle

MPASI Tanpa Gula dan Garam: Rahasia Tumbuh Kembang Sehat Si Kecil

Memberikan makanan pendamping ASI (MPASI) pada bayi usia 6 bulan merupakan langkah penting dalam pertumbuhannya. Namun, pertanyaan seputar penggunaan gula dan garam dalam MPASI seringkali muncul di benak para orang tua. Penting untuk memahami bahwa pembatasan gula dan garam dalam MPASI sangat dianjurkan demi kesehatan si kecil.

Mengapa Membatasi Gula dan Garam dalam MPASI?

Pedoman Pemberian Makan Bayi dan Anak (Kemenkes, 2020) secara tegas merekomendasikan pembatasan gula dan garam. Hal ini didasari oleh fakta bahwa ginjal bayi masih dalam tahap perkembangan dan belum mampu memproses garam dalam jumlah besar. Kelebihan natrium dapat berdampak buruk bagi kesehatan ginjalnya. Selain itu, kebiasaan mengonsumsi makanan manis dan asin sejak dini dapat berlanjut hingga dewasa, meningkatkan risiko penyakit tidak menular di kemudian hari.

"Gula tambahan sebaiknya kurang dari 5% total kalori untuk anak di bawah 2 tahun," demikian anjuran Kemenkes. Gula alami dari buah segar jauh lebih baik daripada gula tambahan atau jus buah yang mengandung gula tinggi. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 41 Tahun 2014 juga menekankan pentingnya MPASI tanpa gula, garam, penyedap, pewarna, dan pengawet.

Banyak orang tua mungkin merasa perlu menambahkan gula untuk meningkatkan rasa MPASI. Namun, sebenarnya banyak makanan alami yang telah mengandung karbohidrat sederhana, yang secara alami mengandung gula. "Jadi, tambahan gula sebenarnya tidak diperlukan," jelas para ahli gizi. Sebagai pengganti gula, rempah-rempah alami seperti bawang putih, jahe, atau tomat dapat digunakan untuk menambah cita rasa.

Bagaimana Memenuhi Kebutuhan Natrium Bayi?

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2019 menetapkan kebutuhan natrium harian anak 6-12 bulan adalah 370 mg, dan 800 mg untuk anak 1-3 tahun (kurang dari 1 gram garam per hari). Jumlah ini biasanya sudah terpenuhi dari makanan alami yang dikonsumsi bayi.

Sebagai gambaran, berikut beberapa contoh kandungan natrium dalam 100 gram makanan: Ikan teri segar (554 mg), hati ayam segar (1.068 mg), kacang hijau rebus (447 mg), daging ayam segar (109 mg), udang segar (178 mg), ikan bawal (129 mg), telur ayam kampung (190 mg), dan telur ayam ras (142 mg).

Setelah bayi berusia 1 tahun, ia dapat mulai ikut makan makanan keluarga. Namun, penting untuk memisahkan porsinya sebelum ditambahkan gula, garam, atau penyedap. "Makanan keluarga pun sebaiknya rendah gula dan garam, sesuai rekomendasi gizi seimbang," tegas para ahli. UNICEF dan WHO juga merekomendasikan untuk menghindari penambahan gula dan garam pada makanan dan minuman bayi.

Kesimpulannya, pemberian MPASI yang sehat dan bergizi seimbang sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. Dengan membatasi gula dan garam, kita dapat membantu melindungi kesehatan ginjal bayi dan mencegah risiko penyakit tidak menular di masa depan. Prioritaskan makanan alami dan bergizi untuk tumbuh kembang optimal si kecil.

"Menambahkan gula dan garam berlebih pada MPASI meningkatkan risiko penyakit tidak menular di masa depan," ungkap para pakar kesehatan. Oleh karena itu, kesadaran dan pemahaman akan pentingnya MPASI sehat sangat krusial bagi para orang tua.

Dengan memahami kebutuhan nutrisi bayi dan menghindari penambahan gula dan garam berlebih, kita dapat memberikan dasar yang kuat untuk kesehatan si kecil di masa mendatang. Makanan alami dan bergizi merupakan kunci utama dalam mewujudkan hal tersebut.

Penting untuk diingat bahwa setiap bayi unik, dan konsultasi dengan dokter atau ahli gizi sangat disarankan untuk mendapatkan panduan yang lebih spesifik terkait pemberian MPASI bagi si kecil.