Waspadai Kebiasaan Sehari-hari, Risiko Alzheimer Mengintai di Usia Muda
Setiap tanggal 21 September, dunia memperingati Hari Alzheimer. Momen ini menjadi pengingat penting tentang penyakit neurodegeneratif yang berbahaya ini. Alzheimer, penyakit yang semakin memburuk seiring bertambahnya usia, ditandai dengan perubahan struktur otak yang menyebabkan penumpukan protein tertentu. Penyakit ini menjadi salah satu penyebab utama demensia, kondisi yang ditandai dengan penurunan daya ingat, kemampuan berpikir, dan perilaku.
Alzheimer, Bukan Sekadar Penyakit Orang Tua
Masyarakat sering menganggap Alzheimer sebagai penyakit yang hanya menyerang orang tua. Padahal, fakta menunjukkan bahwa gaya hidup dan kebiasaan sehari-hari yang tidak sehat dapat meningkatkan risiko terkena penyakit ini, bahkan di usia muda. "Alzheimer bukanlah penyakit yang hanya dialami oleh orang tua, " kata Dr. [Nama Dokter/Pakar], seorang ahli neurologi. "Faktor gaya hidup dan kebiasaan sehari-hari dapat menjadi pemicu munculnya penyakit ini bahkan di usia muda."
Kebiasaan Sehari-hari yang Meningkatkan Risiko Alzheimer
Beberapa kebiasaan yang perlu diwaspadai karena dapat meningkatkan risiko terkena Alzheimer:
- Kurang Minum: Dehidrasi dapat memicu berbagai masalah kesehatan, termasuk demensia. Pastikan Anda minum air putih yang cukup, setidaknya 8 gelas per hari. "Dehidrasi dapat berdampak buruk pada fungsi otak dan meningkatkan risiko Alzheimer, " tegas Dr. [Nama Dokter/Pakar].
- Sering Begadang: Kurang tidur tidak hanya membuat lelah di siang hari, tetapi juga dapat meningkatkan kadar protein Tau di otak. "Protein Tau dikaitkan dengan penurunan fungsi kognitif dan meningkatkan risiko Alzheimer, " jelas Dr. [Nama Dokter/Pakar].
- Konsumsi Obat Tanpa Resep Secara Berlebihan: Mengonsumsi obat-obatan tanpa resep secara berlebihan dalam jangka panjang dapat berdampak buruk pada otak dan meningkatkan risiko gejala demensia. "Penggunaan obat-obatan tanpa resep secara berlebihan dapat mengganggu keseimbangan kimiawi di otak dan meningkatkan risiko Alzheimer, " ujar Dr. [Nama Dokter/Pakar].
- Konsumsi Makanan Olahan Berlebihan: Terlalu banyak mengonsumsi makanan olahan seperti sosis, nugget, pizza, dan burger dikaitkan dengan peningkatan risiko Alzheimer. Sebuah penelitian di Journal of Alzheimer’s Disease menemukan hubungan kuat antara penyakit Alzheimer dan konsumsi makanan olahan secara rutin. "Orang yang didiagnosis dengan Alzheimer lebih cenderung memiliki kebiasaan mengonsumsi makanan olahan dan kurang mengonsumsi buah dan sayur, " ungkap Dr. [Nama Dokter/Pakar].
- Kurang Asupan Buah dan Sayur: Diet seimbang yang kaya buah dan sayur sangat penting untuk kesehatan otak. Antioksidan dan nutrisi dalam buah dan sayur membantu melindungi sel otak dari kerusakan. "Nutrisi yang terkandung dalam buah dan sayur dapat membantu melindungi sel otak dari kerusakan dan mengurangi risiko Alzheimer, " tambah Dr. [Nama Dokter/Pakar].
- Kurang Olahraga: Gaya hidup sedentari dan jarang berolahraga dapat memperlambat fungsi otak dan meningkatkan risiko berbagai penyakit, termasuk Alzheimer. Olahraga meningkatkan detak jantung, melepaskan endorfin, dan memperlancar aliran darah ke otak, yang semuanya penting untuk menjaga kesehatan otak. "Olahraga secara teratur dapat meningkatkan aliran darah ke otak, membantu memelihara fungsi kognitif dan mengurangi risiko Alzheimer, " tambah Dr. [Nama Dokter/Pakar].
Menerapkan gaya hidup sehat, dengan rutin berolahraga, cukup tidur, mengonsumsi makanan sehat, dan menghindari kebiasaan-kebiasaan di atas, dapat menjadi langkah awal untuk menjaga kesehatan otak dan mengurangi risiko terkena Alzheimer. "Memperhatikan gaya hidup sehat dapat menjadi pencegahan awal untuk mengurangi risiko Alzheimer, " tutup Dr. [Nama Dokter/Pakar].