Berita

Ukraina Larang Telegram di Perangkat Resmi: Kekhawatiran Mata-mata Rusia

Pemerintah Ukraina mengambil langkah drastis dengan melarang penggunaan aplikasi Telegram pada perangkat resmi milik pejabat pemerintah, personel militer, dan pekerja penting. Keputusan ini diambil setelah Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina menerima bukti dari Kepala Badan Intelijen Militer Ukraina, Kyrylo Budanov, tentang kemampuan Rusia untuk memata-matai pesan di Telegram.

Larangan ini hanya berlaku untuk perangkat resmi, tidak mencakup telepon pribadi. Meski demikian, keputusan ini menimbulkan kekhawatiran di Ukraina karena Presiden Volodymyr Zelensky, komandan militer, dan pejabat daerah dan kota secara rutin menggunakan Telegram untuk menyampaikan pembaruan tentang perang dan pengumuman keputusan penting.

Telegram: Platform Komunikasi Populer di Ukraina

Telegram telah menjadi platform komunikasi yang sangat populer di Ukraina, bahkan sebelum konflik bersenjata dengan Rusia dimulai. Data dari Telemetrio menunjukkan bahwa terdapat sekitar 33.000 saluran Telegram aktif di Ukraina. Media Ukraina memperkirakan bahwa 75 persen warga Ukraina menggunakan aplikasi ini untuk berkomunikasi, dan hingga akhir tahun lalu, 72 persen menganggapnya sebagai sumber informasi utama.

Kekhawatiran Keamanan: Akses Rusia ke Pesan Telegram

Pejabat keamanan Ukraina telah beberapa kali menyatakan kekhawatiran tentang penggunaan Telegram selama perang. Budanov mengungkapkan bahwa layanan khusus Rusia dapat mengakses pesan Telegram, termasuk pesan yang telah dihapus, dan data pribadi pengguna. "Larangan ini bukan tentang kebebasan berbicara, melainkan tentang keamanan nasional," tegas Budanov.

Telegram, dalam pernyataannya, membantah tuduhan tersebut dengan tegas. Mereka menyatakan tidak pernah memberikan data pesan apa pun kepada negara mana pun, termasuk Rusia. Mereka juga mengklaim bahwa pesan yang dihapus dihapus selamanya dan secara teknis tidak mungkin dipulihkan. Telegram menyimpulkan bahwa insiden yang digambarkan sebagai kebocoran pesan kemungkinan besar terjadi akibat perangkat yang disusupi melalui penyitaan atau malware.

Meningkatnya Ketegangan: Implikasi Larangan Telegram

Larangan Telegram ini menunjukkan meningkatnya ketegangan antara Ukraina dan Rusia. Konflik bersenjata yang sedang berlangsung telah meningkatkan kesadaran tentang pentingnya menjaga keamanan informasi. Langkah ini diharapkan dapat meminimalkan potensi ancaman mata-mata dan melindungi informasi sensitif dari jatuh ke tangan musuh.