:strip_exif():quality(75)/medias/2141/13a1905b354be282f766dc7c14163541.jpeg)
Anda mungkin sudah familiar dengan konsep lima bahasa cinta, yaitu kata-kata afirmasi, tindakan melayani, hadiah, waktu berkualitas, dan sentuhan fisik. Memahami bahasa cinta pasangan memang penting untuk memahami cara mereka mengungkapkan kasih sayang. Namun, kehidupan tak melulu tentang cinta, bukan? Konflik adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan, dan kita perlu belajar mengendalikannya agar tidak semakin memicu perselisihan.
Bahasa Pertengkaran: Kunci untuk Memahami Konflik Pasangan
Selain memahami bahasa cinta, ada baiknya Anda juga mempelajari bahasa pertengkaran pasangan. Lena Morgan, penulis dan mantan bidan, dalam bukunya "Fight Languages", mengkategorikan lima bahasa pertengkaran yang dapat membantu kita memahami mengapa konflik sering terjadi dengan pola yang sama.
Lima Bahasa Pertengkaran:
- Ignitor: Orang dengan bahasa ini cenderung bereaksi berdasarkan kemarahan dan kebutuhan untuk dilindungi.
- Amplifier: Mereka cenderung bereaksi berdasarkan emosi dan kebutuhan untuk dipahami.
- Negotiator: Bahasa mereka berpusat pada koneksi dan kebutuhan untuk diyakinkan bahwa koneksi tersebut masih kuat.
- Analyzer: Orang dengan bahasa ini bereaksi berdasarkan logika dan selalu mencari alasan yang logis.
- Extinguisher: Mereka cenderung bereaksi dengan keinginan untuk menjauh dan melarikan diri demi keamanan.
Lena Morgan, dalam wawancara dengan HuffPost, mengungkapkan bahwa memahami bahasa pertengkaran pasangan bisa membantu kita memahami mengapa konflik sering terjadi dengan pola yang sama. Namun, ia menekankan bahwa tidak ada satu pun bahasa yang lebih baik atau buruk.
Yang penting, mempelajari bahasa pertengkaran pasangan dapat membantu kita memahami apa yang mereka coba sampaikan berulang kali. Setiap bahasa memiliki cara protektif dan produktif untuk dihadapi.