:strip_exif():quality(75)/medias/2161/87bf66b5c2c1f6e5d7b09feec7c0ee96.jpeg)
Mikroplastik, partikel plastik berukuran kecil yang berbahaya, semakin meresahkan karena ditemukan dalam berbagai makanan sehari-hari. Penelitian menunjukkan bahwa hampir semua bahan makanan, baik hewani maupun nabati, terkontaminasi mikroplastik. Hal ini tentu menjadi perhatian serius karena mikroplastik berpotensi membahayakan kesehatan manusia.
Bagaimana Mikroplastik Masuk ke Makanan?
Mikroplastik dapat masuk ke dalam makanan melalui berbagai jalur. Pertama, mikroplastik yang mencemari tanah dapat diserap oleh sayuran saat tumbuh. Kedua, penggunaan plastik dalam kemasan makanan, alat masak, dan proses pengolahan makanan dapat menyebabkan kontaminasi. Ketiga, mikroplastik di udara dapat terhirup dan tertelan, sehingga mencemari makanan yang kita konsumsi.
Makanan yang Sering Terkontaminasi Mikroplastik
Berbagai studi telah mengidentifikasi sejumlah makanan yang diketahui mengandung mikroplastik. Daging, baik ayam, sapi, babi, maupun produk olahan daging lainnya, sering ditemukan mengandung mikroplastik. Sayuran seperti selada, wortel, lobak, dan apel juga rentan terhadap kontaminasi mikroplastik. Makanan olahan seperti teh celup, garam Himalaya, gula, nasi instan, dan air minum kemasan juga menjadi sumber mikroplastik.
Penelitian menunjukkan bahwa nasi, khususnya nasi instan, mengandung mikroplastik dalam jumlah yang signifikan. Setiap 100 gram nasi diperkirakan mengandung 3-4 miligram plastik, bahkan dapat meningkat hingga 13 miligram pada nasi instan. Mencuci beras sebelum dimasak dapat membantu mengurangi kontaminasi plastik hingga 40%. Air minum kemasan juga menjadi perhatian, karena satu liter air minum kemasan dapat mengandung hingga 240.000 partikel plastik.
Bahaya Mikroplastik bagi Kesehatan Manusia
Meskipun penelitian tentang dampak mikroplastik pada kesehatan manusia masih terbatas, terdapat kekhawatiran bahwa mikroplastik dapat berdampak negatif pada tubuh. Mikroplastik telah ditemukan di berbagai organ tubuh manusia, termasuk paru-paru, jaringan plasenta, ASI, dan darah. Temuan ini mengkhawatirkan karena menunjukkan bahwa mikroplastik dapat masuk ke dalam tubuh dan berpotensi mengganggu fungsi organ.
Penelitian menunjukkan bahwa orang dengan mikroplastik di arteri leher memiliki risiko lebih tinggi terkena serangan jantung, stroke, dan kematian. Temuan ini semakin menguatkan kekhawatiran tentang bahaya mikroplastik bagi kesehatan manusia. Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami secara pasti dampak mikroplastik pada kesehatan manusia.
Pentingnya Kesadaran dan Langkah Pencegahan
Peningkatan kesadaran tentang keberadaan dan bahaya mikroplastik sangat penting untuk melindungi kesehatan kita. Berikut beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan:
- Cuci buah dan sayur dengan saksama: Mencuci buah dan sayur dengan air mengalir dapat membantu menghilangkan sebagian mikroplastik yang menempel.
- Pilih makanan organik: Makanan organik memiliki kemungkinan lebih rendah terkontaminasi mikroplastik karena tidak menggunakan pestisida dan pupuk sintetis yang mengandung plastik.
- Kurangi konsumsi air minum kemasan: Gunakan botol air minum reusable untuk mengurangi konsumsi air minum kemasan yang berpotensi mengandung mikroplastik.
- Dukung kebijakan pengurangan plastik: Dorong kebijakan untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, seperti kantong plastik, sedotan, dan wadah makanan.
- Hindari makanan olahan: Makanan olahan cenderung mengandung lebih banyak mikroplastik karena proses pengolahannya yang melibatkan penggunaan plastik.
Mikroplastik merupakan ancaman nyata bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Meningkatkan kesadaran, memilih makanan yang lebih sehat, dan mengurangi penggunaan plastik merupakan langkah penting untuk melindungi diri dari bahaya mikroplastik. Pemerintah, industri, dan masyarakat harus bekerja sama untuk mengurangi penggunaan plastik dan melindungi kesehatan kita.