:strip_exif():quality(75)/medias/8492/cd9fb2a2c5d3bba7c8b7f3c59916acca.jpeg)
Diabetes sering kali terdeteksi ketika sudah mencapai stadium parah, ditandai dengan kadar gula darah sangat tinggi (hiperglikemia) yang berlangsung lama. Hal ini sangat berbahaya karena dapat memicu berbagai komplikasi serius. Menurut Kementerian Kesehatan RI, diagnosis diabetes ditegakkan jika kadar gula darah puasa lebih dari 126 mg/dL, kadar gula darah 2 jam setelah makan (Tes Toleransi Glukosa Oral/TTGO) lebih dari 200 mg/dL, atau kadar gula darah sewaktu lebih dari 200 mg/dL.
Mengapa Diabetes Parah Berbahaya?
Hiperglikemia jangka panjang pada diabetes parah menyebabkan munculnya berbagai gejala serius. Tubuh yang kekurangan insulin atau resisten terhadap insulin kesulitan memproses gula darah, sehingga gula menumpuk dalam aliran darah. Kondisi ini merusak berbagai organ vital dalam jangka panjang. Gejala-gejala ini menjadi tanda bahaya yang tidak boleh diabaikan.
Bagaimana Gejala Diabetes Parah Muncul?
Berbagai gejala muncul sebagai akibat dari kerusakan organ dan ketidakmampuan tubuh untuk mengatur kadar gula darah. Penurunan berat badan yang drastis tanpa sebab yang jelas, misalnya, merupakan tanda awal yang sering kali diabaikan. "Banyak anak dengan diabetes tipe 1 mengalami penurunan berat badan sebelum diagnosis karena tubuh mereka tak mampu menggunakan gula darah sebagai energi," jelas Kementerian Kesehatan.
Sakit perut juga bisa menjadi indikator. Ini bisa disebabkan oleh komplikasi seperti gastroparesis, akibat kerusakan saraf lambung oleh hiperglikemia, atau ketoasidosis diabetik, sebuah kondisi darurat medis. Gejala lain yang perlu diwaspadai adalah mati rasa, kesemutan, atau nyeri di tangan dan kaki, yang merupakan tanda neuropati perifer.
Dua komplikasi serius lainnya adalah Sindrom Hiperglikemi Hiperosmolar Nonketotik (SHHN) dan Ketoasidosis Diabetik (DKA). SHHN ditandai dengan rasa haus ekstrem, kebingungan, demam tinggi, dan kelemahan otot. Sementara itu, DKA, yang terjadi ketika tubuh kekurangan insulin, ditandai dengan napas cepat dan dalam, mulut dan kulit kering, dan bau napas seperti buah.
Gejala-gejala tersebut muncul karena hiperglikemia kronis yang menyebabkan kerusakan saraf (neuropati), ginjal (nefropati), dan pembuluh darah. Kerusakan ini dapat memicu komplikasi lebih lanjut seperti penyakit jantung, stroke, dan gagal ginjal.
Penting untuk memahami bahwa gejala diabetes parah dapat bervariasi dari satu individu ke individu lainnya. Beberapa individu mungkin mengalami beberapa gejala, sementara yang lain mungkin mengalami semua gejala tersebut. Oleh karena itu, sangat penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter jika Anda mengalami gejala-gejala tersebut.
Pentingnya Deteksi Dini
Karena diabetes parah dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius, deteksi dini sangat penting. Pemeriksaan kesehatan secara rutin, termasuk tes gula darah, dapat membantu mendeteksi diabetes pada tahap awal, sebelum gejala parah muncul. "Diabetes dapat menyebabkan penyakit jantung, stroke, neuropati (kerusakan saraf), nefropati (kerusakan ginjal), dan lainnya," ungkap Kementerian Kesehatan, menekankan pentingnya pencegahan.
Dengan deteksi dini dan pengobatan yang tepat, komplikasi serius dapat dicegah atau dikelola dengan efektif. Oleh karena itu, jangan menunda pemeriksaan kesehatan jika Anda memiliki faktor risiko diabetes atau mengalami gejala yang mencurigakan. Perawatan yang tepat waktu dapat membantu mencegah komplikasi yang mengancam jiwa.
Selain pemeriksaan rutin, pola hidup sehat juga berperan penting dalam mencegah diabetes dan komplikasi yang ditimbulkannya. Mengonsumsi makanan bergizi seimbang, berolahraga secara teratur, dan menjaga berat badan ideal dapat membantu mengontrol kadar gula darah dan mengurangi risiko diabetes.
Kesimpulannya, mengenali gejala diabetes parah dan melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin sangat penting untuk mencegah komplikasi serius. Dengan tindakan pencegahan dan pengobatan yang tepat, kualitas hidup penderita diabetes dapat ditingkatkan secara signifikan.